Tegal (13/09) — Wakil Ketua Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS, Abdul Fikri Faqih, kembali menegaskan kepada pelaku usaha untuk mempatenkan nama usahanya (merk), agar terakses oleh lembaga perbankan untuk mendapatkan modal.
Hal itu disampaikan saat workshop pengelolaan keuangan yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih di Hotel Premier Kota Tegal, Jawa Tengah, Selasa 13 September 2022.
Fikri mencontohkan, di Tegal banyak warung sate namun tidak semuanya didaftarkan di Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). Juga usaha-usaha kecil lainnya, mereka belum mendaftarkan usahanya.
“Keuntungan didaftarkan di HAKI, selain tidak ada yang menyamakan nama juga bisa untuk jaminan di bank,” tegas Politisi PKS dari Dapil Jawa Tengah IX yang meliputi Kota-Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes ini.
Lebih lanjut menurut Fikri, disaat pandemi Covid-19 bermunculan ekonomi kreatif dan mampu mendatangkan uang. Sementara jenis usaha lain seperti perhotelan, kontruksi, transportasi dan sebagainya banyak yang tumbang karena regulasinya tidak boleh kumpul-kumpul banyak orang, bahkan rapat pun melalui zoom meeting.
“Ternyata di saat pandemi, hanya orang-orang kreatif yang bisa bertahan, seperti membuat konten di YouTube atau medsos lainnya,” imbuhnya.
Fikri menyarankan, kepada seniman Kota Tegal untuk membuat film tapi yang durasinya pendek, paling lama 7 menit.
“Saya berharap seniman-seniman Tegal, membuat film yang durasinya paling lama 7 menit, masukan ke youtube tentu akan mendatangkan uang. Saya yakin di Tegal banyak sutradara hebat, kalau dulu membuat film untuk bioskop sekarang bergeser ke youtube,” ujarnya.
Dengan workshop ini, diharapkan warga bisa mengelola keuangan. Fikri mencontohkan ada migran Indonesia, membawa uang banyak tetapi sesampainya di rumah justru dibelikan sebuah mobil. Tidak membutuhkan waktu lama, uang itu habis dan kembali menjadi orang kesusahan.
“Ini menjadi sebuah contoh, bahwa kita perlu memiliki ilmu untuk mengelola uang. Dan bagaimana kita bisa memanfaatkannya,” tandasnya.
Sementara Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf RI, Anggara Hayun Anujuprana mengatakan, melihat dari sorotan mata keoptimisan sangat penting bagi kita, sebab pada 2020-2021 mengalami masalah yang luar biasa akibat pandemi.
“Kesempatan bagi peserta untuk bisa belajar dan bertanya. Terutama kepada peserta yang baru akan memulai bisnis atau bahkan kepada peserta yang sudah memiliki bisnis, namun masih kewalahan dalam mengelola keuangan kami siap membantu,” tutur Hayun.
Hayun menegaskan, agar usaha tidak bangkrut kita harus bisa membedakan antara keuangan pribadi dan keuangan usaha.
Karena selama ini yang banyak terjadi, jika ada kebutuhan keluarga ambil dari uang usaha, ini yang harus dihindari.
“Contoh yang sederhana, jika anak minta uang jajan atau sangu sekolah, orang tua mengambil uang usaha, itu tidak boleh,” tegas Hayun.
Menurut Hayun, melalui kegiatan tersebut pelaku ekonomi dapat mengelola keuangan dengan profesional dan bisa meningkatkan nilai produksi sehingga mendongkrak perekonomian.
Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Tegal, Irkar Yuswan Apendi mengatakan, angka pengangguran di Kota Bahari pada 2021 lalu mencapai 8,25 persen.
“Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan angka pengangguran dan meningkatkan partisipasi kerja,” ujar Irkar.