
Oleh : H. Nurhasan Zaidi
(Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS)
Tahun 2023 telah memasuki tahun politik, menjelang hajatan demokrasi pemilu yg ke-6 kalinya setelah Reformasi. Tujuan Demokrasi bukan hanya sukses secara proses, tapi hakekatnya Demokrasi adalah untuk Menang Bersama Rakyat.
Pemilu sebagai arena kontestasi politik merupakan sarana mewujudkan kedaulatan, keadilan hukum dan sosial serta kesejahteraan bagi rakyat, karena rakyat adalah pemilik kedaulatan.
Dalam kontestasi ini, rakyatlah yang seharusnya dimenangkan, karena ini adalah forum rakyat, forum tertinggi kedaulatan bangsa dan negara. ‘Vox Populi Vox Dei’, suara rakyat adalah suara Tuhan. Artinya, suara rakyat harus dihargai sebagai penyampai kehendak Ilahi.
Siapapun pemenangnya harus faham benar bahwa karena kolaborasi bersama rakyat dan demi kepentingan rakyat, Ia menjadi pemenang. Kemenangan bersama rakyat adalah bagaimana kontestan berjalan beriringan membersamai rakyat, dalam situasi apapun dan bagaimanapun, menebar cinta dan senantiasa berupaya berkhidmat untuk mereka.
Dengan itu, kepercayaan akan terus tumbuh hingga secara sadar rakyat akan menitipkan harapan dan siap berjuang bersama menjemput kemenangan. Rakyat saat ini mendambakan kesejahteraan bagi semua, bukan hanya sebagian orang, mendambakan kehidupan yang rukun serta menenangkan hingga terwujudnya keadilan yang hakiki.
Ikhtiar Menghadirkan Keadilan
Mengutip kalimat Anies Baswedan di salah satu momentum deklarasi pencapresannya “Keinginan untuk meluruskan Jalan, menghadirkan keadilan”, ungkapan ini seolah menjadi refleksi dari harapan, kegetiran, sekaligus artikulasi aspirasi rakyat hari ini yang menginginkan perubahan dan perbaikan.
Rakyat mendambakan demokrasi dan hukum yang menomorsatukan kepentingan mereka bukan kepentingan yang lain, rakyat ingin mendapatkan ruang yang setara dan hak sebagai warga negara yang terjamin sehingga keadilan dan kepastian hukum serta rasa aman dapat terwujud.
Maka, momentum Pemilu tahun depan harapannya bukan sekedar momentum pergantian kekuasaan dan kepemimpinan, melainkan momentum perubahan bangsa ke arah yang lebih baik. Kita ingin Indonesia semakin maju dan modern, kita ingin wajah demokrasi kita lebih baik, demokrasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, berkeadilan, kebebasan yang bertanggung jawab, kesetaraan dan perlindungan terhadap hak rakyat Indonesia.
Kita ingin kontestasi politik menjadi ajang untuk saling memperjuangkan nilai-nilai kebaikan, bukan ajang untuk saling menjatuhkan, apalagi ajang pragmatisme transaksional membeli kedaulatan rakyat dengan harga yang sangat murah yang pada akhirnya merusak esensi hakiki dari demokrasi itu sendiri.
Hari ini kita dihadapkan pada tantangan kualitas penyelenggaraan Pemilu, pembahasan untuk merubah sistem pemilu dengan proporsional terbuka menjadi tertutup menyisakan dinamika dan kegaduhan tersendiri. Pasalnya, bahwa saat ini tahapan Pemilu sudah dalam proses berjalan dengan mekanisme Pemilu terbuka, namun hingga kini belum ada keputusan yang final dari Mahkamah Konstitusi terkait polemik sistem pemilu tersebut, merepotkan pastinya.
Masing-masing sistem pemilu, terbuka ataupun tertutup, tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Sistem proporsional terbuka cenderung mendorong persaingan didalam maupun antar partai, sehingga partisipasi masyarakat cenderung meningkat, secara alami terjalin kedekatan antara rakyat sebagai pemilih dengan kandidat yang akan dipilihnya. Walau demikian, harus diakui bahwa dinamika persaingan dalam sistem ini akan memperbesar peluang terjadinya pragmatisme dan politik uang di masyarakat dan lebih jauh akan mereduksi peran parpol secara institusional.
Namun, apapun sistem Pemilu yang nanti akan diputuskan, kedaulatan dan kesejahteraan rakyat harus tetap menjadi yang utama.
Proses pelaksanaan Pemilu yang jujur dan adil harus benar-benar ditegakkan, suara rakyat harus di kawal dari nilai-nilai pragmatisme dan politik transaksional jangka pendek, termasuk tegas terhadap segala pelanggaran yang akan mengaburkan dari nilai luhur demokrasi Pancasila.
Menjemput Takdir Kemenangan
Karena itu, bila semua kontestan pesta demokrasi beserta rakyat Indonesia bekerja bersama, berkolaborasi membangun persatuan, membangun kesetaraan, membangun kebersamaan maka akan timbul rasa keterikatan yang kuat kita sebagai satu kesatuan utuh bangsa Indonesia. Sehingga, Insya Allah Indonesia ke depan akan aman, damai dan tidak terpecah belah.
Sebagai salah satu kontestan Pemilu 2024 mendatang, dengan Gerakan politik Silaturahim dan Kebangsaannya PKS Insyaallah memiliki cita-cita yang sama, bahkan dalam kesehariannya PKS telah menerapkan spirit kolaborasi serta demokrasi yang santun sejak lahirnya dahulu di awal masa reformasi hingga saat ini.
Semoga PKS terus konsisten pada nilai-nilai yang dianut, bersama seluruh komponen bangsa membangun masyarakat madani yang adil, sejahtera dan bermartabat. Menang Bersama Rakyat, begitulah jargon sekaligus Langkah strategi PKS sebagai kado milad terindah diusianya yang ke-21.
Kalimat ini seolah menegaskan bahwa PKS adalah bagian yang tak terpisahkan dari rakyat, senantiasa berjuang demi kemaslahatan bersama, hingga Allah takdirkan Menang Bersama Rakyat. Sesuai arahan Ketua Majelis Syuro, Habib Salim Segaf Aljufri, bahwa kemenangan PKS adalah kemenangan seluruh rakyat Indonesia, Selamat Milad PKS.