Indonesia ini bangsa yang besar dalam segala aspeknya. Bangsa besar ini memiliki kemajemukan yang luar biasa. Majemuk sukunya, majemuk budayanya, majemuk agamanya, majemuk bahasanya, banyak golongannya, dll.

Jumlah pulau 17.504 pulau, 270 juta penduduk, 1.128 suku bangsa, 546 bahasa daerah, 6 agama yang diakui dan puluhan aliran kepercayaan, Dengan kondisi demikian,
kemampuan dalam mengelola kemajemukan adalah kunci.

Konon salah satu sebab bangsa ini dijajah sampai ratusan tahun karena ketidakmampuan kita dalam mengelola kemajemukan pada masa itu. Tidak mudah menyatukan bangsa Indonesia. Dulunya negeri ini terdiri dari berbagai wilayah dengan ikatan kedaerahan atau primordialitas yang kuat. Maka penjajah sampai akhir usaha mereka selalu menginginkan Indonesia terpecah-pecah dalam wilayah, kesukuan, dan kedaerahan.

Ketika akhirnya Indonesia merdeka, hal itu tak lain dan tak bukan karena para pejuang dan pendiri bangsa ini mampu menghadirkan persatuan dan kesatuan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Itulah modalitas kebangsaan yang mestinya kita warisi hingga sekarang. Untuk mewujudkan modalitas itu
tentu tidak mudah. Persatuan dan kesatuan hanya akan terwujud jika sebagai bangsa kita merasakan senasib sepenanggungan, saling percaya, satu visi dan satu tujuan. Ia juga bisa terwujud jika bangsa ini merasakan keadilan dan pemerataan kesejahteraan di berbagai bidang kehidupan.

Begitulah cara kita mengukur dan mengevaluasi kondisi kebangsaan yang kita hadapi. Tentu kita semua tidak ingin bangsa kita jatuh kembali dalam keterpurukan seperti zaman penjajahan karena hilangnya persatuan dan kesatuan. Kita ingin bangsa ini maju, berkarakter, bermartabat, adil, dan sejahtera.

Sekarang saatnya bagi kita untuk mengisi kemerdekaan dengan kontribusi sesuai dengan kemampuan yang ada pada kita masing-masing. Kita satukan pemikiran, gagasan, tenaga, dan karya untuk Indonesia yang kita banggakan. Seluruh ikhtiar anak bangsa yang ingin memajukan bangsa ini harus kita dukung penuh.