Bangsa Indonesia dalam pembukaan UUD NRI tahun 1945 menegaskan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Apa yang terjadi hari-hari ini di dalam pusaran konflik dunia, membuat kita prihatin dan merasa sedih. Baik konflik yang terjadi antara Ukraina dengan Rusia, apalagi penjajahan yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina dalam kurun waktu yang panjang. Ironisnya penindasan ini tidak berhenti di masa Ramadhan ini.

Kondisi dunia internasional yang terus bergejolak menjadi ujian kemampuan Indonesia dalam memimpin dan memberikan solusi atas permasalahan-permasalahan tersebut.

Konflik dalam sejarahnya telah menimbulkan dampak yang luar biasa besar; nyawa, harta dan bahkan hilangnya sebuah bangsa. Ironisnya konflik yang terjadi di Palestina telah terjadi bertahun-tahun dan membuat penderitaan panjang bagi masyarakatnya. Tergusur dari negeri sendiri, diisolasi dalam beragam pembatasan, dan tindakan yang sewenang-wenang.

Di tengah segala kompleksitas yang kita hadapi sebagai bangsa, tentu saja tidak serta merta menutup ruang kepedulian terhadap bangsa lain. Mencintai yang dekat, menyayangi yang jauh menjadi sangat relevan di tengah gonjang-ganjing tatanan dunia yang masih dirundung pandemi.

Kita mendorong Pemerintah Indonesia berperan aktif dalam mencegah segala bentuk konflik dan pada saat bersamaan menghadirkan solusi yang komprehensif. Tentu tidak mudah dan butuh kekuatan.

Tapi jika sekadar berpangku tangan, maka sejatinya Indonesia sedang melepaskan diri dari kontribusi terhadap peradaban dunia.