Logo Fraksi PKS

Website Resmi
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Fraksi PKS Kreatif, Atraktif, Substantif

Milad ke-17 dan Peringati Hari Santri, FPKS DPR RI Kembali Gelar Lomba Baca Kitab Kuning

 

Facebook Twitter WhatsApp Telegram

 

Jakarta (21/10) — Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini menyampaikan pentingnya mencintai para ulama, santri, dan juga pesantren yang telah membawa risalah kebaikan kepada bangsa ini dalam kegiatan Launching Lomba Baca Kitab Kuning ke V tingkat Nasional yang digelar secara virtual oleh Fraksi PKS DPR RI pada Rabu, (20/10).

“Lomba baca kitab kuning ini merupakan program unggulan dari Fraksi PKS DPR RI, dan ini diselenggarakan pada setiap tahun. Biasanya dilaksanakan dalam kegiatan milad Fraksi PKS DPR RI, juga sekaligus memeriahkan Hari Santri Nasional, pada tahun ini, kebetulan juga sekaligus kita mensyiarkan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW,” Ujar Jazuli

Baca Juga: Launching Lomba Baca Kitab Kuning, Dr. Salim: Jadikan Sarana Kokohkan Nasionalisme

Dalam hal ini, Jazuli menekankan tiga hal penting mengenai kenapa fraksinya mengungguli program tersebut. Pertama Fraksi PKS DPR RI dari pusat hingga daerah ingin membangun tradisi keilmuan yang merujuk kepada para ulama yang mu’tabar dan kompeten, Kedua ingin mengokohkan cinta kepada para ulama dan santri, dan yang Terakhir ingin meneladani para ulama dan santri.

Oleh karena itu, kiprah Fraksi PKS DPR RI dalam mengayomi isu keumatan begitu jelas melalui kontribusi nyatanya untuk membangun Indonesia bersama para ulama, santri, dan juga pesantren melalui diadakannya kegiatan Lomba Baca Kitab Kuning atau Kitab Fathul Muin.

Jazuli juga menegaskan bahwa tidak boleh ada ulama maupun tokoh agama yang dilecehkan ataupun dihina. Karena itu, Fraksi PKS DPR RI mengusulkan sebuah RUU yang awalnya RUU Perlindungan Ulama. Kemudian, setelah diskusi dengan fraksi lain diubah menjadi RUU Perlindungan Tokoh Agama.

Baca Juga: Pengasuh Pondok Pesantren Al-Muntaha Al-Kholiliyah: Lomba Baca Kitab Kuning Naikan Eksistensi Kitab Klasik

“Tidak ada masalah, karena pada hakikatnya seluruh tokoh agama harus kita hormati, harus kita muliakan, agar terjadi persatuan dan kesatuan. Ketika para ulama dihina, ketika tokoh agama dihina, mereka punya pengikut, maka pengikutnya akan tersinggung, otomatis akan melahirkan kegaduhan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara” tegas Jazuli

Maka dari itu, tidak lupa Jazuli mengingatkan kepada kita semua bahwa orang-orang yang besar juga terlahir dari didikan para ulama, lembaga studi keislaman yaitu pesantren, dan harus menyayangi para santri untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia.