Logo Fraksi PKS

Website Resmi
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Fraksi PKS Kreatif, Atraktif, Substantif

Ahmad Heryawan : Jangan Sampai Penafsiran Tunggal Pancasila Kembali Hadir di Era Reformasi

 

Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Jakarta (11/06) – Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Ahmad Heryawan yang akrab dipanggil Aher memaparkan bagaimana penafsiran pancasila sebagai sebuah dasar bernegara yang terbuka dan faktual, tanpa benturan dari penafsiran lainnya. Hal tersebut disampaikan dalam program Mimbar Demokrasi Kebangsaan Fraksi PKS DPR RI pada hari Jumat (11/6).

Mantan Gubernur Jawa Barat dua periode ini mengawali pembahasan dengan menjelaskan sejarah singkat bagaimana terbentuknya pancasila yang sampai saat ini telah menjadi dasar bernegara.

“Sejarah singkat ini saya mulai dengan menceritakan bagaimana pada saat Sidang BPUPKI Radjiman menanyakan, apa yang menjadi sebuah falsafah bernegara Indonesia. Lalu, pada tanggal 29 Mei- I Juni 1945 diadakanya sidang untuk menetapkan dasar negara Indonesia. Hingga, diakhir sidang terpilihlah lima poin penting yang menjadi dasar negara Indonesia,” kata Aher.

Baca juga : Mimbar Demokrasi FPKS, Salim Said: Kita Tidak Bisa Mengerti Indonesia, Ketika Tidak Mengerti Sejarah

Politisi PKS ini melanjutkan dengan menyampaikan pancasila banyak ditafsirkan pleh beragam pakar, sehingga membuktikan bahwa dasar negara tersebut memiliki prinsip-prinsip terbuka dan faktual, guna membangun kesejahteraan Indonesia.

“Saat ini di era reformasi, kita menyadari bahwa pancasila telah mendapatkan banyak penafsiran dari berbagai kalangan. Penafsiran tersebut menandakan bahwa kehadirannya sangat terbuka dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya banyak mempengaruhi berbagai dinamika kebangsaan sejak awal kemerdekaan,” ujar Aher.

Sambung Mantan Wakil Ketua DPRD DKI ini, untuk penafsiran sendiri sudah seharusnya terbuka dan tidak menghadirkan tafsir tunggal yang pernah terjadi dibeberapa masa kepemimpinan sebelumnya. Karena dengan adanya tafsir tunggal tersebut, maka akan menegasi penafsiran yang terbuka dan bernilai ilmiah serta mengandung nilai-nilai leluhur bangsa Indonesia.

Baca juga : Hari Lahir Pancasila, PGI Nyatakan Pancasila Mulai Teredusir

“Jika kita melihat kebelakang, ketika era orde baru, penafsiran tunggal hadir hanya untuk menyelesaikan masalah stabilitas negara yang saat itu sedang terguncang oleh berbagai hal. Namun, di era reformasi seperti ini, jangan sampai penafsiran tunggal kembali hadir ditengah kita, karena kan merusak penafsiran pancasila yang terbuka dan faktual,” ujar Heryawan.

Diakhir Aher berpesan, bahwa sebagai anak bangsa dan khususnya dari PKS, bersama menyepakati pancasila sebagai titik temu seluruh kalangan di Indonesia, dan menjadikannya sebagai sebuah pijakan fundamental dalam bernegara, guna membangun Indonesia yang sejahterah, adil dan makmur.