Logo Fraksi PKS

Website Resmi
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Fraksi PKS Kreatif, Atraktif, Substantif

Sinau ‘Mbatik’ dan Belajar ‘Kepada’ Batik

 

Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Solo (03/04) — Sungguh asri kawasan lestari cagar budaya di pusat sejarah pergerakan kemerdekaan bangsa. Sebuah kampung yang sedari dulu melahirkan masyarakat mandiri merdeka berdaulat, cikal bakal kekuataan ideologi ekonomi dan pergerakan nasional Indonesia. Ya, inilah Kampung Batik Laweyan Solo (Surakarta).

Menjelajahi gang demi gang yang sejuk asri bersahaja, kemarin Senin 1 April 2024, Bapak Abdul Kharis Almasyhari (WaKa Komisi 1 DPR-RI) juga turut merasakan sesi demi sesi khazanah Batik yang diperkenalkan oleh Pak Alpha Febela Priyatmono, sesepuh dan Koordinator Kampung Batik Laweyan Surakarta.

Banyak hal dipaparkan oleh Alpha tentang Batik. Antara lain tentang filosofi Batik, sejarah Kampung Batik, sejarah perjuangan kemandirian bangsa melalui Batik, juga aktifitas membatik yang bisa menjadi sarana pembentukan karakter bagi insan yang menekuninya.

Alpha juga menyampaikan perkembangan kontemporer bahwa saat ini sedang dikembangkan konsep Green Batik.

Contohnya ; untuk menyalakan kompor canting sekarang sudah dihadirkan pula sumber panas dari solar cell (tenaga matahari). Untuk malam lilin dan bahan pewarna sudah ada yang menggunakan olahan dari natural sawit yang lebih ramah lingkungan.

Di Puspowijoto Batik Museum yang kemarin dikunjungi oleh Pak Abdul Kharis, juga terlihat degup jantung dinamika estafeta budaya.

Remaja-remaja Kampung Laweyan tampak khusyuk belajar membatik. Secara rutin ada program pembelajaran membatik yang juga terbuka untuk masyarakat dari luar Laweyan.

Saat itu sembari ngabuburit, Kharis juga belajar membatik. Dituntun oleh pakarnya, beliau dengan cermat perlahan, mencoba membuat canting menari di atas kain yang disiapkan.

Nampak menikmati aktifitas membatik, Kharis berulangkali menanyakan goresannya apakah sudah sesuai dengan teknik yang diajarkan.

Sore itu, Alpha juga mengajak Kharis berkeliling mengunjungi ruang demi ruang mata rantai aktifitas produksi Batik.

Kemudian juga diperkenalkan tentang produk kombinasi Batik seperti Gerabah Batik dan Batik di atas Kulit.

Ada pula Batik Wayang Beber yang bercerita tentang sejarah dan tokoh perjuangan bangsa dari masa ke masa.

Tak ketinggalan pula, Pak Alpha mengajak Pak Kharis ke Museum Mini yang penuh dokumen Perniagaan dan Perjuangan Batik. Disana terkuak banyak majalah, panduan motif Batik dan dokumen serta foto-foto lama yang menjadi bukti kuatnya perekonomian bangsa karena Batik pada saat yang lalu.

Kunjungan ditutup dengan mengamati AL Qur’an Batik yang diselesaikan selama 4,5 tahun lamanya. Karya itu juga sebagai ikhtiar mengabadikan nuansa Illahiah dalam kehidupan para pembatik dari masa ke masa. Seperti juga terpampang sebuah Dasa Sila dalam lembaran plat lama di ruang Museum Batik yang mengandung nilai-nilai Rabbaniyah yang luar biasa.

Sore itu, tak hanya Sinau “mBatik”, tapi juga Belajar “Pada” Batik. Sungguh luas sekali khazanahnya. Dan inilah juga yang turut membentuk Jiwa kemandirian bangsa dan dikenal juga sebagai ‘proto nasionalisme’ Indonesia.