Logo Fraksi PKS

Website Resmi
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Fraksi PKS Kreatif, Atraktif, Substantif

Hari Kartini di bulan Ramadhan, Relevansi Makna Bagi Perempuan Minang di Era Pandemi

 

Facebook Twitter WhatsApp Telegram

 

Oleh : Hj. Nevi Zuairina (Anggota DPR RI Komisi VI/Fraksi PKS)

 

Hari Kartini Tahun ini sangat Spesial, Berbarengan dengan Ramadhan 1442, dan masih berlangsung pandemi di Negara Indonesia yang telah berjalan lebih dari satu tahun.

Selaku anggota DPR RI, ada sebuah pandangan tentang peran penting perempuan bagi kita yang merayakan Hari Kartini di era pandemi Covid-19 ini ditengah keluarga dan masyarakat terutama di bulan mulia, Bulan Ramadhan. Alhamdulillah, kita sebagai perempuan bersyukur kepada Allah SWT karena kemuliaan yang diberikan-Nya.

Hal ini terbukti dari Alquran yang menyebut perempuan dengan Annisa’ atau Ummahat. Maknanya sama dengan ibu, atau “Ikutan Bagi Umat” dan tiang suatu negeri.

Masyarakat yang baik lahir dari Ibu yang baik. “Ibu (an-Nisa’) adalah tiang negeri” (al Hadist). Jika kaum perempuan dalam suatu negeri berbudi pekerti baik (shalihah), niscaya akan sejahtera negeri itu. Sebaliknya, apabila kaum perempuan di suatu negeri berperangai buruk (fasad), maka binasalah negeri seluruhnya.

Kitab suci Alquran menempatkan perempuan dengan hak serta tangung jawab masing-masing, yang sama beratnya, dan menjadi kata kunci terpeliharanya harkat martabat insaniyah pada jenis yang berbeda antara lelaki dan perempuan. Hubungan keduanya ada pada posisi azwajan = mitra setara dan ini modal utama kalau akan menjadi pasangan dalam hidup (lihat Q.S.16:72, 30:21, 42:11).

Jika kita mencoba melihat relevansinya dengan makna Hari Kartini di era pandemi ini, kita harus menyelami sejarah kehidupan Ibu Kartini yang bisa menjadi tauladan bagi kaum perempuan Indonesia. Salah satu karakter Kartini adalah ketekunannya dalam melakukan perubahan. Para perempuan dengan konsep sisterhood, saling bekerjasama, juga dapat melakukan banyak hal yang positif untuk mengatasi pandemi ini.

Modalitas sisterhood, bekerja dengan hati serta profesional, sebagaimana dicontohkan oleh komunitas atau organisasi perempuan yang ada di Nusantara ini akan membantu menghadang COVID-19 ini secara signifikan.

Hal ini sejalan dengan teori perbedaan yang menjelaskan bahwa laki-laki dan perempuan itu mempunyai keunikan sendiri-sendiri yang saling melengkapi, perempuan itu bekerja dengan hati, mempunyai jiwa keibuan yang selalu ingin melindungi anaknya, memberikan kehangatan pada anak-anaknya, dekat dengan alam, kelekatan dalam sisterhood, dan karakter positif lainnya yang berbeda dengan laki-laki.

Namun demikian, akan sangat baik juga bila dapat bekerja sama dengan laki-laki untuk mengatasi ini, karena pada dasarnya laki-laki dan perempuan itu juga mempunyai nilai kepedulian dan kemanusiaan yang sama.
Laki-laki dan Perempuan punya hak dan kewajiban yang sama, terutama di dalam membina keluarga di tengah rumah tangganya. Perempuan perekat silaturrahim. Lelaki pelindung perempuan. Keduanya, punya tanggung jawab sama, menjaga lingkungan dan kehidupan berjiran bertetangga.

Dalam Pandangan Syarak (Syariat Agama Islam) disebutkan ad-dunya mata’un, wa khairu mata’iha al mar’ah as-shalihah artinya perhiasan paling indah adalah perempuan saleh (perempuan yang istiqamah pada peran dan konsekwen dengan citra-nya).

Risalah Agama mengutamakan pendidikan akhlaq. Sebuah bangsa akan tegak dengan kokoh karena etika moral dan akhlaknya. Etika dan moral itu dibentuk oleh budaya dan ajaran agama. Moral anak bangsa yang rusak, membuat bangsa terkoyak.

Rumah tangga sebagai extended family (inti keluarga besar) dalam budaya Minangkabau menjaga dan mencetak generasi bermoral, dengan filosofi yang jelas, Adat bersendi syarak – syarak bersendi Kitabullah.
Kaum perempuan (bundo kanduang, pemilik suku) berperan mendidik, menjaga nikmat Allah. Kaum lelaki (pemilik nasab), membentuk generasi berdisiplin. Kedua peran ini menjadi satu di dalam tatanan pergaulan masyarakat adat, dengan kekerabatan yang kuat.

Menurut ajaran Islam peranan perempuan terdiri atas:
1).Kepada Tuhannya Sebagai Hamba Allah(QS. 51:56 dan Al Ahzab: 28-29) 2).Kepada Dirinya Sebagai Pribadi Sholehah (QS.Al Baqarah : 222) 3).Kepada Orang Tua Sebagai Anak Perempuan (QS Luqman [31]: 13-19). 4).Kepada Suami Sebagai Istri yang taat: Perempuan adalah pasangan laki-laki, (QS An-Nisa:1, At-Taubah: 71, Ar-Ruum: 21, Al-Hujurat:13) 5).Kepada Anaknya Sebagai Ibu yang penyayang (QS. Luqman: 14) 6).Kepada Ummat Sebagai Anggota Masyarakat (QS Ali Imran:195, An-Nisa:124, At-Taubah:72 dan Al-Mu’min:40).

Kemudian sebagai anggota masyarakat,sekarang peran perempuan juga dibutuhkan didunia politik,baik sebagai legislatif maupun dilembaga pemerintahan.Perempuan memiliki makna yang sangat penting di dunia politik untuk memberikan pemahaman dan menyatukan persepsi tentang pentingnya pembangunan demokrasi yang sehat, adil dan realistis. Sehingga perempuan harus masuk ke dunia politik jika ingin hak-haknya terpenuhi.

Setiap keputusan itu ada di politik nah kalau perempuan mau hak-haknya terpenuhi mereka harus berada di dalam pengambilan keputusan. Itu harus berada di dalam politik yang ada, dan salah satu caranya ya masuk ke partai politik, menjadi anggota legislatif.Atau yg lebih strategis menjadi kepala daerah.

Kita tidak menganggap laki-laki itu lebih hebat dari kita, tapi kita juga tidak merendahkan laki-laki. Karena ada juga kan tipe perempuan yang memperjuangkan hak perempuan tapi justru menurunkan hak laki-laki, jadi dia feminis sekali, saking feminisnya jadi anti laki-laki. Jangan sampai seperti itu, kesetaraan gender bagi kita punya hak yang sama dan kemudian berada dalam pengambilan keputusan yang sama.

Perempuan adalah mitranya laki-laki,saling menguatkan,saling tolong menolong ,saling menghormati peran masing-masing.Dalam rumah tangga, suami menjadi pemimpin bagi istri dan anak-anaknya. Tapi di masyarakat perempuan bisa berperan menjadi pemimpin, khususnya dalam organisasi perempuan serta lembaga lainnya .

Perempuan dan Laki-laki memiliki persamaan di dalam kebebasan menjalankan kewajiban beragama dan beribadah (QS. Al Ahzab (33) ; 35),juga dalam beramal sholeh (QS. An-Nisaa’ [4]:124). Berpolitik bagi perempuan adalah bagian dari amal sholehnya sebagai anggota masyarakat dalam upaya memperhatikan urusan ummat dari semua bidang, serta menumbuhkan kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara untuk dipilih dan memilih.

Selain itu arti pentingnya perempuan ikut berperan dibidang politik diantaranya juga karena:

– Jumlah perempuan yang sama banyak bahkan lebih dari jumlah laki-laki.

– UU No. 2 Tahun 2008 mengamanahkan pada parpol untuk menyertakan keterwakilan perempuan minimal 30 dalam pendirian maupun kepengurusan di tingkat pusat. Angka 30 persen ini didasarkan pada hasil penelitian PBB yang menyatakan bahwa jumlah minimum 30 persen memungkinkan terjadinya suatu perubahan dan membawa dampak pada kualitas keputusan yang diambil dalam lembaga publik.

– UU No. 10 Tahun 2008 mewajibkan parpol untuk menyertakan 30 persen keterwakilan perempuan pada kepengurusan tingkat pusat. Syarat tersebut harus dipenuhi parpol agar dapat ikut serta dalam Pemilu. Peraturan lainnya terkait keterwakilan perempuan tertuang dalam UU No. 10 Tahun 2008 Pasal ayat 2 yang mengatur tentang penerapan zipper system, yakni setiap 3 bakal calon legislatif, terdapat minimal satu bacaleg perempuan.

Jika diambil dari pengalaman pribadi, tentang apa yang menjadi hambatan dan tantangan dalam melaksanakan semua peran tersebut adalah Semua peran dijalankan dengan penuh keikhlasan karena Allah SWT,walaupun ada hambatan dan tantangannya.

Kehadiran perempuan di ranah politik praktis (menjadi anggota legislatif) menjadi syarat mutlak bagi terciptanya kultur pengambilan kebijakan publik yang ramah dan sensitif pada kepentingan perempuan. Tanpa keterwakilan perempuan di parlemen dalam jumlah yang memadai, kecenderungan untuk menempatkan kepentingan laki-laki sebagai pusat dari pengambilan kebijakan akan sulit dibendung.

Rendahnya keterwakilan perempuan di ranah politik dapat disebabkan alasan:

# Pertama, masih mengakar kuatnya paradigma patriarki di sebagian besar masyarakat Indonesia. Pola pikir patriarki cenderung menempatkan perempuan di bawah kekuasaan laki-laki. Perempuan dicitrakan sekaligus diposisikan sebagai pihak yang tidak memiliki otonomi dan kemandirian di semua bidang, termasuk politik.

# Kedua, kurang dukungan keluarga , izin dari suami dan izin dari orang tua, kadang susah didapatkan perempuan karena harus mengorbankan waktu untuk kelurga.

# Ketiga, kapasitas , kemampuan dan kapabilitas perempuan untuk tampil didunia publik. Kadang perempuan itu sendiri yang merasa kurang percaya diri untuk itu.Jadi harus bisa mengupgrade diri dan mengembangkan potensi dirinya sehingga layak diberi kepercayaan oleh masyarakat baik menjadi anggota legislatif maupun kepala daerah.

# Keempat, institusi politik pada umumnya tidak benar-benar memiliki komitmen penuh pada pemberdayaan perempuan. Misalnya, dalam hal pengajuan bakal calon legislatif perempuan oleh parpol yang kerapkali hanya dilakukan demi memenuhi persyaratan pemilu.Pada umumnya, parpol masih kurang yakin perempuan mampu menjadi vote getter dan menaikkan elektabilitas parpol. Asumsi ini tentu berkaitan dengan keterbatasan perempuan dalam kapital, baik finansial maupun sosial.

# Kelima, biaya besar dibutuhkan untuk kampanye.Tidak semua perempuan punya finansial yang lebih untuk terjun kedunia politik.

Saya mendalami apa yang menjadi kelebihan sosok Kartini di zamannya dimana sosoknya telah menginspirasi perempuan Indonesia hingga sekarang ini diantaranya adalah cara pandangnya yang jauh ke depan.

Jika Kartini bisa menjangkau dunia, dalam belenggu tradisi Jawa yang ketat dan lingkungan sosial, melalui surat-surat yang dia tulis. Kita sebagai perempuan di masa sekarang bisa memanfaatkan media sosial secara kreatif misalnya untuk menulis, membuat karya seni, hingga jelajah kuliner.

Kartini merupakan panutan setiap perempuan Indonesia dan menginspirasi kita melalui pendekatan cinta kasih, compassion, terhadap kesetaraan dan kemanusiaan.

Dilihat dari sisi keteladanannya, Ibu Kartini memiliki jiwa kepemimpinan untuk kemajuan perempuan di masanya dan harapan lebih dihargai dan terangkat harkat dan martabatnya di masa depan.

Berkaitan dengan masalah kepemimpinan ini, bagaimana perempuan menjadi pemimpin di Sumbar menjadi pertanyaan besar apakah masih ada peluang bagi perempuan untuk bisa menjadi pemimpin di Sumbar? Jawabannya Peluang partisipasi perempuan dalam kepemimpinan, dapat dikatakan sudah terbuka lebar, namun sejumlah kasus di Sumatera menunjukkan beberapa keprihatinan.

Data perspektif gender dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Propinsi Sumatera Barat menyatakan 53,9% perempuan bekerja di sektor pelayanan publik Propinsi Sumatera namun keberadaan mereka sebagian besar hanya pada di eselon-eselon yang rendah (III dan IV), dan hanya 3 orang yang berada pada eselon II.

Peluang pencalonan perempuan menjadi kepala daerah itu ada.Namun, maaf, sering tertutup oleh dominasi kekuatan modal dan elektabilitas yang mayoritas dimiliki oleh laki-laki. Dalam konteks perempuan yang memiliki elektabilitas tinggi—misalnya perempuan berlatar belakang legislator—partai yang pragmatis menyandera upaya konsolidasi perempuan untuk maju memimpin pemerintahan.

Perempuan berlatar belakang legislator misalnya, telah mengumpulkan kekuatan politik yang dimilikinya saat ia menjadi anggota legislatif.Kemudian perempuan mencalonkan diri sebagai kepala daerah di tempat dimana ia bertugas sebagai anggota legislatif. Hal ini membuat perempuan mantan anggota legislatif mempunyai elektabilitas yang tinggi.

Namun, tak melihat konsolidasi politik perempuan ini.Ini tantangan tersendiri bagi perempuan ditengah peluang yang ada.

Padahal jika kita melihat refleksi kepemimpinan perempuan dalam peningkatan perannya jika menjadi pemimpin, perempuan tersebut memimpin dengan telaten, sabar mampu menjadi teladan bagi masyarakat untuk mengubah pola hidup menjadi lebih sehat sudah banyak sosialisasi ttg pola hidup bersih dan sehat melalui berbagai komunitas. Implementasi kepemimpinan (perempuan peletak batu pertama bagi anak) maka perempuan juga merangkap peran sebagai pendidik, pengasuh, pendamping, penuntun, endorong/motivator dalam keluarga, pemuat, pendamping suami, pencari nafkah tambahan.

Maka dari itu dalam menghadapi tantangan global diperlukan kepemimpinan perempuan yang visioner, berfikir inovatif, mempunyai kemampuan manajemen waktu,membina kerja tim, mengenali dirinya, percaya diri, berperspektif gender.

Dimasa yang akan datang, bagaimana harusnya memberdayakan perempuan, baik di bidang ekonomi, sosial dan politik bagi Pemimpin Sumbar menurut pandangan saya adalah Siapapun yang menjadi pemimpin Sumbar, harapan kita tentu ada keberpihakan terhadap pemberdayaan perempuan juga baik dibidang pendidikan,ekonomi, sosial dan politik.

Infrastruktur yang dibangun pun hendaknya ramah perempuan.Sehingga memudahkan kaum perempuan dalam menjalankan aktivitas hariannya dalam mendukung suksesnya pembangunan.

Ketika ada pertanyaan bagaimana bila seorang perempuan diberi amanah menjadi kepala daerah, artinya menjadi pemimpin di Sumatera Barat, menurut saya adalah, Jabatan publik adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan.

Pertanggungjawaban dihadapan Allah SWT maupun dihadapan masyarakat yang telah memberikan kepercayaan kepada seorang perempuan. Tentu program yang akan dilakukan, merupakan wujud dari penunaian amanah ini. Diantara program yang akan menjadi prioritas misalnya :

1). Program pendidikan,agar semua lapisan generasi muda, laki-laki dan perempuan, mendapatkan pendidikan yang layak dan mampu bersaing ditingkat nasional bahkan internasional.Mempermudah akses bagi semua masyarakat dapat memperoleh pendidikan,baik dari sisi SDM pendidik,tenaga kependidikan, biaya operasional nya maupun Infrastrukturnya.

2). Program Kesehatan.Bagaimana semua masyarakat mendapatkan hak layanan kesehatan yang mudah,murah dan memadai.

3). Program Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Bagaimana perempuan berdaya secara ekonomi,sosial dan bermartabat.Begitupun anak-anak mendapatkan pola asuh yang baik penuh cinta dan kasih sayang juga perlindungan dari
kekerasan.Dukungan untuk Kabupaten/Kota Ramah Perempuan dan ramah anak.

4). Program ekonomi kreatif. Menggali potensi sumberdaya manusia dan sumberdaya alam di Provinsi Sumatera Barat untuk dikelola menjadi sumber ekonomi kreatif yang berdaya jual tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

5).Program Pariwisata. Menggali potensi sumber daya alam Sumbar untuk dikembangkan menjadi objek pariwisata halal yang tetap menjaga kelestarian budaya adat Minang yang berfilosofi kan Adat basandi syarak,syarak basandikan kitabullah.

Sebagai penutup pesan saya untuk perempuan Minang khususnya dan perempuan Indonesia pada umumnya, dalam memaknai peringatan Hari Kartini Tahun 2021 ini agar kita mampu meningkatkan kapasitas diri dengan tetap menjaga kodrat sebagai perempuan serta norma-norma adat dan budaya kita. Karena perempuan Minang harus memiliki sifat kepemimpinan dan ibu sejati.

Hal ini penting, karena perempuan adalah ibu tempat bertanya, ditiru dan menjadi teladan lingkungan keluarganya. Bundokanduang Limpapeh Rumah Nan Gadang,kapai tampek batanyo kapulang tampek babarito. Perempuan sopan santun berbudaya, negeri aman keluargapun terjaga.
Sebagai motivasi bagi semua perempuan di Hari Kartini yang jatuh pada tanggl 21 April 2021, mari kita amalkan karakter baiknya yaitu :

1). Selalu Berusaha
Semangat Raden Adjeng Kartini yang ingin menjadi wanita yang selalu berusaha sudah diterapkan oleh wanita Indonesia saat ini yang tidak mau kalah saing oleh para kaum lelaki.

Kualitas pribadi wanita masa kini juga semakin terlihat, contohnya sekarang ini banyak pemilik bisinis online maupun offline adalah wanita, dan sekarang banyak wanita yang mau bekerja sebagai pegawai swasta, pegawai negeri dll yang tidak hanya sebagai ibu rumah tangga untuk mengurus anaknya dirumah.

2). Berani Bermimpi
Saat ini apapun bisa dimimpikan oleh para kaum wanita, pasti semua akan terwujud apabila ia tetap selalu berusaha dan bekerja keras. Tidak ada lagi halangan untuk menambah ilmu setinggi apapun dan kejarlah impian anda yang anda inginkan.

3). Kreatif dan Inovatif
Berkat ide ide pemikiran Kartini, perempuan masa kini bisa bebas berkarya dan menuangkan passion mereka dalam segala bidang apapun. Dan banyak sekali ide ide bagus yang dikeluarkan oleh para perempuan agar Indonesia bisa tetap maju dan sejahtera.