
Jakarta (02/07) — Wakil Ketua Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS, Kurniasih Mufidayati mengajak generasi muda untuk terus aktif dalam membangun bangsa di tengah tingginya bonus demografi di Indonesia.
Menurut Mufidayati peran aktif anak muda dalam membangun bangsa dapat mendukung terealisasinya Indonesia Emas pada tahun 2025 mendatang.
Hal tersebut disampaikan oleh Mufidayati pada agenda Hari Aspirasi FPKS bersama Organisasi Generasi Penerus Bangsa Ti Garut yang diselenggarakan di Ruang GBHN, Gedung Nusantara IV, Gedung MPR/DPR RI, Rabu (02/07).
Meskipun generasi muda diharapkan berkontribusi aktif untuk membangun bangsa, Wakil Ketua Komisi X, Mufidayati menegaskan bahwa hal tersebut bukanlah beban bagi generasi penerus, melainkan menjadi bagian dari perjalanan serta perkembangan dari masing-masing generasi.
“Generasi muda akan menghadapi tantangan menghadapi Indonesia Emas. Kenapa berbeda dari generasi lain? Karena zaman juga berbeda. Generasi pun punya ciri khas masing-masing, millenial berbeda dengan gen z, gen z beda dengan Beta. Punya tantangan masing-masing. Artinya zaman sudah berubah, kalian sebagai generasi emas harus berubah juga, harus mengikuti tuntutan zaman. Kalau kita memandang sebagai beban, maka akan menjadi beban,” tegas Mufida.
Maka dari itu, agar dapat berkontribusi aktif dalam membangun bangsa, Mufidayati menyampai keempat landasan yang dapat mendorong anak muda untuk terus aktif, yaitu Al-Iman (Keyakinan), Ikhlas, Semangat, dan Fokus.
“Faktor kesuksesan yaitu al-Iman (keyakinan) yakin kita bisa, Ikhlas menerima situasi tantangan hari ini, Semangat karena anak muda itu harus tetap semangat, selanjutnya Fokus dalam mengerjakan sesuatu. Jadi kita pilih amalan terbaik, karenanya empat karakter itu menjadi fondasi di mana pun kita berada.” Terang Politisi PKS ini.
Selain menyoroti keempat fondasi dalam membangun bangsa, Mufidayati turut menekankan pentingnya peran pendidikan dalam proses membangun bangsa untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
“Pendidikan memang sangat penting hari ini, karena beda dari zaman ke zaman. Maka pendidikan itu proses perubahan diri. Ga harus yang susah-susah. Sama dengan organisasi, dengan berpolitik, menguasai bakat minat, itu semua bagian dari amal-amal yang dapat menjadi karakter menuju kesuksesan bagi kalian,” tutup Mufida.