
Lombok Timur (22/06) — Anggota DPR RI dari Fraksi PKS Dapil NTB 2 (Pulau Lombok), Abdul Hadi menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap pelaksanaan ‘Pelatihan Literasi Digital bagi Anak-Anak Pekerja Migran Indonesia (PMI)’ yang diselenggarakan di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Kegiatan ini diikuti oleh anak-anak berusia 12–17 tahun yang orang tuanya bekerja di luar negeri sebagai PMI.
Abdul Hadi yang juga merupakan anggota Tim Pengawas DPR RI untuk Perlindungan PMI menegaskan bahwa negara harus hadir secara nyata dalam melindungi dan memberdayakan anak-anak PMI yang selama ini kerap menghadapi berbagai tantangan sosial, psikologis, dan digital.
“Anak-anak PMI bukan anak-anak yang ditinggalkan. Mereka adalah anak-anak hebat yang sedang ditempa untuk menjadi generasi penerus bangsa. Kehadiran negara melalui kegiatan seperti ini merupakan bentuk konkret perlindungan dan pemberdayaan,” ujar Abdul Hadi dalam sambutannya di hadapan para peserta Ahad, (22/06)
Pelatihan ini merupakan bagian dari inisiatif kolaboratif yang didukung oleh Taiwan Foundation for Democracy, Universitas Al-Azhar Indonesia, dan UNIMIG Indonesia, serta melibatkan berbagai pemangku kepentingan lokal.
Materi yang diajarkan meliputi pengenalan literasi digital, keamanan bermedia digital, keterampilan membuat konten, hingga pemanfaatan perangkat produktivitas untuk pendidikan.
Abdul Hadi menekankan pentingnya literasi digital sebagai bekal generasi muda untuk menjawab tantangan dan peluang di era teknologi.
“Dengan literasi digital, anak-anak dari desa sekalipun bisa menjangkau dunia. Mereka bisa belajar dari sumber-sumber ilmu di berbagai belahan dunia, membuat konten yang mendidik, hingga menciptakan inovasi dari kampung halaman. Inilah wajah baru masa depan Lombok Timur,” tambahnya.
Lebih lanjut, Abdul Hadi juga menggarisbawahi bahwa pelatihan ini memiliki makna strategis sebagai bentuk perlindungan preventif terhadap ancaman cyberbullying, eksploitasi daring, dan pengaruh negatif media sosial yang kian meningkat di kalangan remaja, khususnya anak-anak PMI.
“Sebagai anggota DPR RI dan Timwas Perlindungan PMI, saya akan terus memperjuangkan kebijakan yang mendukung peningkatan akses pendidikan dan literasi digital bagi anak-anak PMI. Mereka adalah bagian dari masa depan bangsa yang tidak boleh terpinggirkan,” tegasnya.
Pelatihan ini akan berlangsung selama dua hari dan dilanjutkan dengan seminar nasional di Jakarta pada September mendatang untuk menyampaikan hasil temuan dan rekomendasi kebijakan kepada pemerintah pusat.
Diharapkan, kegiatan ini menjadi langkah awal dari gerakan lebih luas untuk menjamin hak pendidikan dan perlindungan anak-anak PMI di seluruh Indonesia.