
Jakarta (04/06) — Anggota DPR RI dari Fraksi PKS Ateng Sutisna menyampaikan apresiasi dan catatan konstruktif terhadap capaian 100 hari kerja Bupati Eman Suherman dan Wakil Bupati Dena Muhamad Ramdhan.
Dalam periode 20 Februari hingga akhir Mei 2025, menurut Ateng, duet kepemimpinan Eman–Dena telah menunjukkan orientasi kerja yang jelas, responsif, dan membumi dalam merespons kebutuhan rakyat.
“Saya menilai bahwa apa yang dilakukan Bupati dan Wakil Bupati selama 100 hari pertama bukan sekadar seremonial. Program-program yang telah dijalankan menunjukkan keseriusan mereka untuk bekerja cepat, menyentuh langsung pelayanan dasar, dan membangun fondasi pemerintahan yang kokoh,” ujar Ateng.
Langkah awal yang dilakukan Wakil Bupati Dena pada hari pertama kerja dengan langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke fasilitas publik seperti Mal Pelayanan Publik (MPP) dan RSUD Cideres menjadi sorotan utama Ateng. Menurutnya, langkah seperti ini mencerminkan niat dan kesadaran kuat akan pentingnya kualitas layanan bagi masyarakat.
Lebih lanjut, program ‘Ngalayan Bakti dan Satset’ serta rencana Festival Pelayanan Publik yang akan digelar pada 3 Juni 2025 dinilai sebagai strategi yang progresif dan partisipatif.
“Ini merupakan terobosan yang patut diapresiasi, sebuah bentuk keberanian pemerintah daerah dalam menghadirkan pelayanan publik yang mudah, cepat, dan transparan,” ujar Ateng.
Ia juga mengapresiasi inovasi dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Majalengka, seperti layanan Papasten (Pelayanan Terintegrasi Percepatan Kepemilikan Akta Kematian), dan keterbukaan informasi melalui publikasi Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Triwulan I Tahun 2025.
Menurut Ateng, publik perlu terus dilibatkan dalam proses evaluasi layanan agar ada perbaikan berkelanjutan.
Di bidang infrastruktur, Anggota Komisi II ini menyebut ada pendekatan baru yang ditawarkan Eman–Dena cukup berbeda. Penekanan tidak lagi pada kuantitas proyek semata, melainkan pada kualitas dan ketahanan. Pembentukan Tim Unit Reaksi Cepat (URC) Tambal Jalan dan target 95% jalan kabupaten dalam kondisi mulus menunjukkan perubahan pola pikir birokrasi terhadap pembangunan berkelanjutan.
“Proyek Jalan Cibodas–Nunuk yang menghubungkan ke Lemahsugih, serta alokasi Rp2,2 miliar dari APBD 2025 untuk mewujudkan Jalan Lintas Selatan Majalengka (JALISMA), menunjukkan adanya peta jalan yang jelas. Saya sangat mendorong agar proyek-proyek ini dikawal secara serius agar manfaatnya bisa dirasakan masyarakat, terutama di wilayah pelosok,” ucap Ateng.
Ia uga menyoroti reformasi birokrasi sebagai bagian penting dari program 100 hari. Peluncuran ‘Gerakan Ngantor Berduha’ pada (03/03) dan sikap tegas Bupati yang menolak segala bentuk praktik korupsi, menurut Ateng, adalah langkah moral dan administratif yang perlu diapresiasi.
“Etos kerja yang berbasis nilai spiritualitas, kedisiplinan, dan keteladanan harus menjadi kultur baru di tubuh birokrasi Majalengka. ASN harus hadir sebagai pelayan masyarakat, bukan sebaliknya,” katanya.
Pelantikan CPNS dan PPPK formasi 2024 oleh Bupati pada 22 Mei lalu juga menjadi langkah penting dalam memperkuat kapasitas pelayanan publik. Ateng mendukung ajakan Sekda Aeron Randi agar para ASN mengikuti semangat Eman–Dena dalam bekerja cepat, rendah hati, dan turun langsung ke lapangan.
Di sektor ekonomi, Ateng juga memberikan apresiasi atas keberanian Pemerintah Kabupaten Majalengka yang berkomitmen menanamkan modal sebesar Rp150 miliar di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Langkah ini dinilai sebagai bentuk sinergi daerah dengan proyek strategis nasional.
“Investasi ini harus dimanfaatkan untuk mengintegrasikan ekonomi lokal, membuka peluang kerja, dan mempercepat pertumbuhan sektor unggulan seperti industri, UMKM, dan pariwisata,” ujar Ateng.
Program ‘Mata Hati’ yang diluncurkan untuk memfasilitasi pencari kerja masuk ke dunia industri juga mendapat pujian. Bagi Ateng, program ini mencerminkan keberpihakan nyata terhadap kebutuhan masyarakat bawah, terutama dalam mengatasi masalah klasik seperti pungutan liar dan birokrasi yang berbelit.
Sehingga, Ia juga berpesan bahwa periode 100 hari pertama adalah waktu untuk menanam fondasi, bukan menyelesaikan semuanya. Namun, arah dan strategi yang ditunjukkan Eman–Dena dinilai sudah pada jalur yang tepat untuk mewujudkan visi ‘Majalengka Langkung Sae’.
“Sebagai Wakil Rakyat dari daerah pemilihan ini, saya siap mendukung dan mengawal program-program prioritas Pemkab Majalengka. Saya juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi, menjaga semangat kolaborasi, serta memberikan kritik yang konstruktif. Jika fondasinya kuat, saya yakin Majalengka akan melesat jauh ke depan,” pungkasnya.