
Halmahera Selatan (09/06) — Dalam suasana penuh kehangatan dan kekeluargaan, masyarakat Dusun Telaga Kodok, Desa Hitu, Maluku Tengah, menggelar Festival Ketupat yang menjadi momen silaturahmi dan perayaan kebudayaan khas masyarakat Maluku.
Festival yang diselenggarakan pada 8 Juni 2025 ini tidak hanya diisi dengan makan ketupat gratis bersama, tetapi juga menjadi panggung bagi semangat hidup orang basudara yang terus dijaga dan diwariskan lintas generasi.
Anggota DPR RI dari Fraksi PKS Dapil Maluku, Saadiah Uluputty, yang turut mendukung terselenggaranya kegiatan ini, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh masyarakat dan panitia lokal yang telah bergotong royong menyukseskan acara.
Menurutnya, Festival Ketupat bukan sekadar kegiatan kuliner, tetapi menjadi simbol kearifan lokal, solidaritas sosial, dan keberagaman budaya yang hidup di tengah masyarakat Maluku.
“Festival ini menunjukkan betapa kuatnya nilai-nilai kekeluargaan di Maluku. Ketika kita datang sebagai tamu, kita pulang sebagai keluarga. Inilah yang saya sebut sebagai wajah asli dari hidup orang basudara,” ungkap Legislator Dapil Maluku ini di tengah-tengah kegiatan.
Politisi PKS ini juga menekankan pentingnya pelestarian tradisi dan penguatan identitas budaya lokal sebagai bagian dari pembangunan karakter bangsa.
Festival seperti ini, menurutnya, dapat menjadi sarana pendidikan sosial, memperkuat semangat gotong royong, sekaligus menjadi potensi daya tarik wisata berbasis komunitas.
Saadiah mengatakan, salah satu hal yang paling membanggakan dari Festival Ketupat ini adalah semangat kedermawanan warga.
Menurutnya, seluruh makanan, termasuk ketupat dan hidangan pelengkap, disediakan secara swadaya oleh masyarakat Telaga Kodok.
“Para tamu yang datang, baik dari dalam maupun luar daerah, disambut hangat dan dilayani tanpa membedakan latar belakang, menjadikan acara ini benar-benar inklusif dan merakyat,” ungkapnya.
Festival ini menjadi pengingat bahwa budaya bukan sekadar warisan, tetapi juga energi pengikat yang mampu memperkuat persatuan di tengah keberagaman Indonesia.
“Saya berharap semangat Festival Ketupat ini dapat terus tumbuh dan menjadi agenda tahunan yang tidak hanya dirayakan oleh warga Maluku, tetapi juga menarik kunjungan dari berbagai penjuru negeri,” tutup Saadiah Uluputty.