Logo Fraksi PKS

Website Resmi
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Fraksi PKS Kreatif, Atraktif, Substantif

Terkait RUU Pangan, Anggota FPKS Riyono ‘Caping’ : Koperasi Merah Putih Bisa Hidupkan Kembali Lumbung Pangan di Desa

 

Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Semarang (04/06) — Saat ini kita sudah pada level memiliki stok pangan yang cukup, untuk ketersediaan dan stok kita sudah mampu menyediakan, tidak perlu impor beras dari luar negeri. Tantangan yang ada menjaga kualitas dan akses pangan yang ada agar tetap berkualitas untuk di nikmati oleh rakyat.

“Stok 4 juta ton ini bagus dan patut kita apresiasi sebagai bagian kerja keras petani dan juga Kementan serta Bulog untuk memberikan rasa percaya diri petani menuju swasembada pangan,” papar Riyono Aleg Komisi IV DPR RI.

Stok yang ada bisa dikelola dengan baik jika semua stakeholder terlibat dan mengawasi manajemen cadangan pangan nasional ini dengan baik. Kontrol dan monev menjadi satu kesatuan kerja mencapai target.

Koperasi merah putih yang digagas oleh Presiden Prabowo pada level desa bisa menjadi induk dan mitra strategis Bulog dalam menjaga serta mengelola cadangan pangan ini.

“Kondisi gudang Bulog di beberapa daerah sudah overload, kapasitas sdm serta peralatan terbatas. Jika segera ada kerjasama Bulog dan Koperasi Merah Putih dalam akses pangan ke rakyat maka menjadi langkah penting untuk hadirkan distribusi pangan sampai rakyat secara cermat,” tambah Riyono.

Belajar kepada sejarah swasembada pangan 1984 kita akan temukan bahwa di setiap desa ada lumbung pangan yang dimiliki desa untuk menyimpan dan mengelola stok pangan dilevel desa.

Tidak ada kekhawatiran akan kenaikan harga, stok menipis ataupun gejolak harga pangan karena di desa sudah ada lumbung pangan desa.

“Lumbung pangan desa yang disiapkan oleh Koperasi Merah Putih akan mampu menjaga, mengelola bahkan bisa mendapatkan keuntungan dari sisi bisnisnya,” jelas Riyono.

Koperasi merah putih yang diberikan modal oleh negera dengan skema bisnis diharapkan mampu menjadi center of food di desa.

Potensi desa akan maksimal sekaligus menjadi penopang pangan nasional, karena sejatinya stok pangan itu yang ideal memang di posisi paling dekat dengan rakyat.

Mudah diakses dan harganya pasti terjangkau karena rantai bisnis tidak panjang. Ekonomi akan cepat bergerak karena konsumsi semakin cepat tumbuh. Landasan ekonomi kita sampai saat ini masih bertumpu kepada rakyat dan sektor yang berkembang di perdesaan.

“Lumbung pangan dan koperasi merah putih bisa menjadi lokomotif ekonomi desa agar tumbuh berkembang menjadi penopang ekonomi nasional” tutup Riyono ‘Caping’ Aleg Dapil 7 Jatim.