Logo Fraksi PKS

Website Resmi
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Fraksi PKS Kreatif, Atraktif, Substantif

Hari Kebangkitan Nasional, Momentum Kebangkitan Pangan, Energi, dan Kesadaran Lingkungan untuk Generasi Emas Indonesia

 

Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Oleh: Hj. Nevi Zuairina
(Anggota DPR RI Komisi XII, Dapil Sumatera Barat II, Fraksi PKS)

Hari Kebangkitan Nasional yang kita peringati setiap tanggal 20 Mei bukan sekadar penghormatan terhadap berdirinya Boedi Oetomo pada tahun 1908, tetapi lebih dalam dari itu, ia adalah penanda sejarah bahwa bangsa ini pernah membangun semangat kolektif untuk bangkit dari keterpurukan dan penjajahan.

Semangat ini harus terus dihidupkan, bukan hanya secara simbolik, melainkan juga secara substansial, sesuai dengan tantangan zaman yang kini kita hadapi.

Di era kemerdekaan yang telah menginjak usia 79 tahun, bentuk penjajahan yang kita hadapi tidak lagi dalam rupa kolonialisme fisik.

Kita berhadapan dengan penjajahan ekonomi, ketergantungan energi, kerentanan pangan, eksploitasi lingkungan, dan degradasi moral generasi muda.

Maka dari itu, Hari Kebangkitan Nasional perlu menjadi momen reflektif untuk kebangkitan yang lebih luas dan menyeluruh: kebangkitan pangan, kebangkitan energi, dan kebangkitan kesadaran lingkungan, demi menyiapkan Indonesia menuju generasi emas 2045.

Bangkit di bidang pangan berarti membebaskan bangsa ini dari ketergantungan impor yang membuat kita rawan terhadap gejolak pasar global.

Data dari BPS dan Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa selama bertahun-tahun kita masih bergantung pada impor komoditas pokok seperti gandum, kedelai, gula, hingga daging sapi.

Bahkan beras—makanan pokok mayoritas rakyat Indonesia—masih menghadirkan dilema, antara produksi domestik yang belum optimal dan impor yang terus menjadi pilihan kebijakan saat panen raya terganggu cuaca atau distribusi yang buruk.

Situasi ini ironis, mengingat Indonesia memiliki lahan pertanian luas, tenaga kerja besar di sektor agraris, dan keragaman hayati yang luar biasa. Yang kita butuhkan bukan hanya cetak sawah baru, tetapi juga kebangkitan manajemen pertanian berbasis riset, investasi, dan pemberdayaan petani.

Penguatan kelembagaan petani, digitalisasi pertanian, serta kebijakan pupuk yang adil dan tepat sasaran harus menjadi prioritas nasional. Jika tidak, generasi emas Indonesia akan tumbuh di negeri yang tidak mampu memberi makan dirinya sendiri.

Di sisi lain, kebangkitan energi menjadi tuntutan krusial dalam menghadapi perubahan iklim dan transisi global menuju energi bersih. Indonesia masih bertumpu pada energi fosil, terutama batu bara dan minyak bumi, yang tidak hanya mencemari lingkungan tapi juga tidak berkelanjutan.

Komitmen terhadap pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti surya, bayu, hidro, dan bioenergi masih berjalan lambat. Target bauran energi nasional sebesar 23 persen EBT pada tahun 2025 masih jauh dari tercapai.

Sebagai Anggota Komisi XII yang membidangi energi dan lingkungan, saya melihat bahwa kebangkitan energi nasional bukan hanya soal memenuhi target angka, melainkan bagaimana negara hadir membangun ekosistem yang memungkinkan masyarakat terlibat dalam transisi energi.

Subsidi harus dialihkan secara bertahap ke sektor EBT, insentif diperluas bagi pelaku energi bersih, dan pendidikan energi berkelanjutan perlu dimasukkan dalam kurikulum sekolah. Kita tidak hanya ingin mandiri secara energi, tetapi juga ingin mewariskan lingkungan yang bersih dan sehat kepada generasi mendatang.

Di sinilah relevansi kebangkitan kesadaran lingkungan menjadi sangat penting. Peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun ini perlu kita maknai sebagai kebangkitan kesadaran kolektif untuk menjaga bumi pertiwi. Kerusakan lingkungan akibat deforestasi, pencemaran sungai, sampah plastik, serta eksploitasi tambang yang tidak terkendali telah memberikan dampak nyata dalam bentuk bencana ekologis: banjir, tanah longsor, kekeringan, hingga penurunan kualitas udara dan air. Semua ini bukan hanya masalah teknis, tetapi juga krisis moral dan spiritual.

Pemerintah telah mewajibkan seluruh provinsi dan kabupaten/kota untuk menyusun Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH), namun implementasinya masih belum optimal.

Di sinilah peran DPR dan masyarakat sipil menjadi penting dalam mengawasi pelaksanaan kebijakan lingkungan yang berkelanjutan. Perdagangan karbon, restorasi ekosistem, dan penguatan hukum lingkungan tidak boleh berhenti di atas kertas. Kita harus menjadikannya sebagai gerakan bersama.

Generasi emas Indonesia yang akan mencapai usia produktif tertinggi pada tahun 2045 akan sangat tergantung pada keputusan kita hari ini. Apakah mereka akan mewarisi tanah yang subur atau yang tercemar? Apakah mereka akan hidup dalam kemandirian pangan dan energi, atau terus mengimpor dan membakar energi kotor? Apakah mereka akan hidup dalam harmoni dengan alam, atau justru terperangkap dalam krisis ekologis yang terus memburuk?

Semangat kebangkitan nasional harus menjelma menjadi kebijakan yang berpihak pada petani, nelayan, pelaku UMKM hijau, perempuan pelestari lingkungan, dan generasi muda yang kreatif dan berdaya. Maka, tugas kita sebagai wakil rakyat adalah memastikan bahwa setiap program pembangunan nasional berpijak pada keadilan ekologis, keberlanjutan ekonomi, dan ketahanan sosial.

Saya mengajak seluruh elemen bangsa, khususnya generasi muda, untuk tidak melupakan esensi Hari Kebangkitan Nasional sebagai semangat perubahan kolektif. Bangkit bukan sekadar bangun dari tidur, tetapi bergerak menuju masa depan yang lebih adil, mandiri, dan lestari. Kita harus bersama-sama membangun kedaulatan pangan, transisi energi bersih, dan kesadaran lingkungan sebagai fondasi Indonesia yang besar dan bermartabat.

Mari kita jadikan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei sebagai panggilan untuk memulai kebangkitan baru—kebangkitan yang bukan hanya membangkitkan semangat perjuangan, tetapi juga membangun negeri ini dari akar hingga puncaknya, dari tanah pertanian hingga panel surya, dari sungai yang bersih hingga udara yang layak dihirup oleh anak cucu kita. Bangkitlah, Indonesia, untuk bumi yang lestari dan generasi emas yang sejati.