
Jakarta (20/05) — Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PKS, Reni Astuti, menyuarakan keprihatinan atas lambatnya progres program pembangunan tiga juta rumah untuk rakyat. Hal tersebut ia sampaikan dalam sesi PKS Legislative Report yang digelar menjelang Rapat Paripurna DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (20/05) pagi.
Menurut Reni, berdasarkan paparan terbaru dari Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman, mayoritas anggaran untuk program tiga juta rumah belum tersedia, sehingga pelaksanaannya masih jauh dari target yang dijanjikan pemerintah.
“Masih ada 75% dari target tiga juta rumah yang anggarannya belum ada, sehingga program belum bisa dilaksanakan,” ujar Reni.
Ia menyoroti bahwa satu juta dari total target tersebut dibebankan kepada skema investasi luar negeri. Namun, belum ada kejelasan konkret mengenai realisasinya, baik dari sisi waktu maupun komitmen pendanaan.
“Ini juga harus ada kepastian. Jangan sampai ternyata tidak ada hasil, atau bahkan secara waktu tidak bisa terlaksana secara cepat. Maka nanti sangat mungkin capaian sampai akhir 2025 ini bisa di bawah 70%,” tegasnya.
Reni menegaskan pentingnya keterlibatan aktif pemerintah untuk memastikan program ini tidak hanya berjalan di atas kertas, tetapi juga benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, terutama kelompok menengah ke bawah yang paling membutuhkan akses terhadap hunian layak.
“Oleh karena itu, perlu ada effort yang lebih dari kementerian agar target tiga juta rumah untuk rakyat di tahun 2025 ini benar-benar bisa tercapai dengan baik dan berkualitas,” pungkasnya.