Logo Fraksi PKS

Website Resmi
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Fraksi PKS Kreatif, Atraktif, Substantif

Legislator PKS Riyono ‘Caping’ : RUU Pangan bisa Optimalkan ‘Blue Food’ untuk Kesejahteraan Rakyat

 

Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Semarang (19/05) — Perubahan UU Pangan yang di nahkodai oleh ketua Panja Pangan Ibu Titik Soeharto menjadi momen penting melakukan banyak hal baru dalam tata kelola pangan dari hulu sampai hilirnya. Sisi hulu atau produksi pangan kita sangat beragam dan kaya akan berbagai jenis pangan baik di darat atau laut.

“Pangan itu bukan hanya di darat, bukan hanya beras yang sebagian besar dipahami oleh masyarakat. Ini sudah menjadi kepahaman masyarakat, taunya pangan ya beras” papar Riyono Aleg komisi IV DPR FPKS

Salah satu potensi pangan biru yang besar adalah sektor Ekonomi biru yang populer sejak 2008, capaian kawasan konservasi perairan sdh mencapai 28, 4 juta Ha pada th 2021 dan di harapkan 2030 bisa 32, 5 juta Ha. Kawasan konservasi menjadi area untuk pertumbuhan pangan biru yang produktif.

“Catatan kontribusi ekonomi biru menurut Bapenas (2024) unlocking the Blue economy for sustainable growth : ekonomi biru berpotensi menambah nilai ekonomi lebih dari 1,5 us trilyun (23,221 trilyun/tahun” papar Riyono Caping

Apa saja potensi Blue Food? Menurut KKP nilai subsektor perikanan budi daya mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi tahun 2017 PDB sektor perikanan atas dasar konstan mencapai 227,3 triliun dengan pertumbuhan sebesar 5,95% atau naik 15,33% dari tahun 2016 yang mencapai 5,15%.

Menurut kenaikan nilai PDB sektor perikanan tidak lepas dari fenomena produk perikanan budi daya yakni produksi ikan kakap dan Kerapu hasil budi daya yang meningkat cukup tinggi

“Pangan Biru berupa sektor perikanan tangkap, budidaya, pengolahan memiliki potensi ekonomi Potensi budidaya perikanan di Indonesia bernilai sangat besar, contohnya Budidaya diperkirakan mencapai Rp 3.000 triliun per tahun. Sektor ini juga berkontribusi sekitar 40% bagi perekonomian nasional. Lahan perikanan budidaya yang tersedia di Indonesia diperkirakan mencapai 17,91 juta hektar,” tambah Riyono.

Sedangkan Nilai produksi perikanan tangkap mencapai Rp194,9 triliun dari total produksi 7,2 juta ton.

“Sektor Budidaya bisa 3000 Trilyun yang setara dengan APBN setahun kita, Tangkap sampai 200 Trilyun lebih. jika di total bisa 3200 Trilyun lebih, jika semua dioptimalkan maka rakyat dan nelayan bisa sejahtera “ tutup Riyono.