
Jakarta (10/5) — Anggota DPR RI Komisi VII Fraksi PKS, Rofik Hananto, mengatakan komitmennya dalam mendorong relaksasi ekstra terhadap Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di seluruh Indonesia.
Rofik mengatakan bahwa penguatan UMKM adalah kunci untuk menjaga daya tahan ekonomi nasional, terlebih di tengah ancaman resesi global dan dampak pasca pandemi.
“UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia, menyumbang lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap 97% tenaga kerja nasional. Tetapi sayangnya, mereka masih menghadapi tantangan serius dalam hal akses permodalan. Inilah yang menjadi perhatian utama kami di parlemen.” ujar Rofik.
Rofik menyampaikan bahwa meski pemerintah telah menyalurkan KUR dengan subsidi bunga dan penjaminan, kenyataannya di lapangan belum semua pelaku UMKM bisa mengakses fasilitas ini secara merata. Banyak di antara mereka belum familiar dengan proses administrasi, tidak memiliki agunan, atau bahkan tidak tahu bahwa mereka berhak mendapatkan fasilitas ini.
Rofik mendorong adanya relaksasi ekstra terhadap Kredit Usaha Rakyat. Relaksasi yang dimaksud tidak hanya dalam bentuk pelonggaran syarat administratif dan jaminan, tetapi juga penyesuaian suku bunga, tenor yang lebih fleksibel, serta pendampingan teknis yang lebih intensif dan dekat ke akar rumput.
“Ini saatnya kita hadir lebih nyata bagi UMKM. Negara dan perbankan tidak boleh hanya menunggu. Kita harus aktif menjemput bola, melakukan pendampingan langsung di lapangan, mengedukasi pelaku usaha kecil, dan memastikan mereka mendapatkan haknya atas pembiayaan yang murah, cepat, dan aman.” Ujar Rofik.
Rofik menggarisbawahi bahwa memperkuat struktur dan akses pembiayaan UMKM adalah bagian dari strategi nasional dalam menghadapi potensi perlambatan ekonomi global. Negara-negara dengan fondasi UMKM yang kuat terbukti lebih tahan menghadapi krisis. UMKM bukan hanya pencipta lapangan kerja, tetapi juga motor penggerak ekonomi riil dan pengaman daya beli masyarakat.
“Kita tidak boleh lengah. Di tengah ketidakpastian global, justru kita harus memperkuat ekonomi dari akar, dan itu adalah UMKM. Pemerataan akses KUR adalah jalan untuk membangun ketahanan ekonomi dari bawah ke atas.” Ujar Rofik.
Rofik menambahkan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, Dinas Koperasi dan UMKM, lembaga penjamin, serta lembaga keuangan untuk menutup celah akses ini. Tanpa kolaborasi lintas sektor, KUR akan sulit dirasakan secara merata oleh pelaku UMKM di berbagai pelosok negeri.