Logo Fraksi PKS

Website Resmi
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Fraksi PKS Kreatif, Atraktif, Substantif

Pimpin Komite Pencak Silat Tradisi Indonesia, Mahfudz Abdurrahman Dorong Pencak Silat jadi Tren Budaya Anak Muda

 

Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Jakarta (06/05) — Wakil Ketua Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS, Mahfudz Abdurrahman menerima tongkat estafet kepemimpinan sebagai Ketua Umum Komite Pencak Silat Tradisi Indonesia (KPSTI) dari pengurus lama, Dr. Nur Ali yang disahkan secara aklamasi oleh jajaran pendiri dan pengurus inti KPSTI, akhir pekan lalu.

Secara khusus, Mahfudz mendorong pencak silat tradisi sebagai tren baru di kalangan anak muda, khususnya millenial dan gen Z.

“Baru saja dilakukan pergantian kepemimpinan ketua Komite Pencak Silat Tradisi Indonesia dari pak Nur Ali kepada saya. Saya ucapkan terimakasih kepada teman-teman pendiri dan pengurus KPSTI semuanya, dan mudah-mudahan saya dapat menjalankan organisasi ini dengan baik, dengan professional, sehingga nilai-nilai kebudayaan kesenian pencak silat ini dapat berkembang dan dapat dilestarikan dengan baik,” ucap Mahfudz dalam sambutannya.

Menurut Anggota DPR RI dapil Kota Bekasi dan Kota Depok tersebut, terdapat dua (2) organisasi yang mewadahi pencak silat di Indonesia saat ini.

“(yang pertama) IPSI berfokus pada prestasi, sebagai cabang olahraga yang bukan hanya berlaku di Indonesia, tapi juga di pentas internasional,” jelasnya.

Sedangkan, Komite Pencak Silat Tradisi Indonesia (KPSTI) akan lebih berfokus pada nilai-nilai budaya atau kesenian yang ada dalam pencak silat itu sendiri.

“Karena ada 3 dimensi dalam pencak silat: dimensi seni/ budaya, dimensi beladiri, serta dimensi olahraga, jadi ke depan KPSTI akan bersinergi dengan IPSI dalam kedua fokus tersebut,” imbuhnya.

Mahfudz, yang juga merupakan Pembina IPSI Kota Bekasi ini berharap, keberadaan KPSTI akan mampu memberi support kepada kementerian Kebudayaan yang baru dibawah Fadli Zon.

“Sehingga eksplorasi nilai budaya yang kata Menteri kebudayaan, bahwa Indonesia sebagai ibukota kebudayaan, itu betul-betul bisa kami support dengan mengembangkan organisasi KPSTI,” tegas dia.

Dirinya juga berharap, kesenian pencak silat tradisi yang kaya dengan beragam tarian, bukan hanya mendapat pengakuan UNESCO, namun sebagai warisan budaya tak benda, pencak silat dapat diakui, dikenal, bahkan dinikmati oleh masyarakat dunia sebagai satu produk kebudayaan dan hiburan.

“Untuk semua ini dibutuhkan inovasi dan kreatifitas supaya anak-anak muda milenial tidak merasa malu dan ketinggalan dengan pencak silat, tetapi juga menggandrungi kebudayaan Indonesia ini dengan segala kreatifitas dan inovasinya. doakan kami bisa mengembangkan semuanya bersama organisasi KPSTI,” ujarnya.

Mantan Ketua Umum lama, Dr, Nur Ali menambahkan, pihaknya melihat pencak silat sebagai bagian tak terpisahkan dan menjadi identitas Indonesia.

“Pencak silat sebagai salah satu identitas budaya dan nilai-nilai kepribadian (karakter) yang punya nilai luhur,” ungkap Nur Ali.

Dirinya dan seluruh teman-teman pendiri merasa beruntung dengan terpilihnya Mahfudz Abdurrahman sebagai Ketua Umum yang baru akan mampu mengangkat dan mengekspos pencak silat.

“Kalau bukan dari sekarang kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi, Mudah-mudahan di bawah kepemimpinan Mahfudz Abdurrahman pencak silat lebih terangkat dan terekspos lagi,” harapnya.

Nur Ali sepakat bahwa Pencak silat harus menyesuaikan perkembangan zaman dan menjadi tren baru di kalangan anak muda.

“Supaya tidak ketinggalan dan ditinggalkan, bila ada zamannya, tentu ada orangnya, dan KPSTI juga tidak hanya Bersama komunitas, tapi termasuk di dalamnya ada IPSI, sebagai bagian tak terpisahkan.”

Sebelumnya, Komite Pencak Silat Tradisi Indonesia (KPSTI) dibentuk sebagai tanggung jawab anak bangsa pada pelestarian dan pemajuan kebudayaan sesuai dengan amanat UUD 1945 dan UU Nomor 5 tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan.

Selain itu, pencak silat sebagai khazanah budaya dan tradisi asli bangsa Indonesia. kini sudah go publik di dunia internasional, bahkan diakui sebagai warisan budaya tak benda (intangible heritage) oleh UNESCO pada 2019 lalu.

KPSTI diharapkan menjadi lokomotif budaya pencak silat di nusantara maupun dunia internasional dan menjadi mitra strategis bagi pemerintah Indonesia, khususnya dalam hal pelestarian, pemanfaatan, dan promosi budaya.