
Semarang (02/05) — Hari Pendidikan nasional momentum penting di era saat ini sangatlah penting untuk merenungkan kembali cita – cita Indonesia Emas 2045. Mampukah kita Indonesia memanfaatkan usia emas ini menjadi lompatan besar mewujudkan kesejahteraan?
Pendidikan bukan segala – galanya, tapi segala – galanya bisa bermula dari Pendidikan. Pendidikan menjadi kunci kemajuan bangsa, kesejahteraan hasilnya. Petani dan nelayan menjadi perhatian besar, karena penduduk miskin lebih dari 50% ada di mereka berdua.
“Nelayan Indonesia rata – rata hanya lulusan SD sampai SMP kisaran 80%, Nelayan Indonesia jumlahnya 2 juta, artinya 1,6 juta nelayan mereka hanya lulusan SD – SMP. Kondisi ini cukup berat untuk bisa meningkatkan kesejahteraan nelayan” papar Riyono Anggota Komisi IV DPR RI FPKS
Sedangkan data petani menunjukkan data yang mirip dari sisi pendidikan, dari 28,9 juta petani sensus BPS 2023 yang lulus SD – SMP hanya kisaran 75% atau kisaran 21.6 juta petani hanya lulusan SD. Kondisi yang cukup memprihatinkan.
“Lulusan nelayan dan petani hanya rata – rata SD – SMP, hanya sedikit sekali yang mampu sampai sarjana. Tidak lebih dari 20 – 25% saja. Ini menjadi pengingat di hari pendidikan nasional saat ini” tambah Riyono Caping.
Kondisi petani nelayan sebagai tonggak penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional namun kondisi pondasi ekonomi di petani nelayan masih cukup berat. Perlu langkah strategis dalam menggapai cita -cita menurunkan angka kemiskinan.
“Jika Indonesia ingin sejahtera maka pendidikan petani nelayan minimal harus lulus SMA diatas 50%, kenapa? Pendidikan adalah proses untuk lahirnya berbagai inovasi dan pelajaran hidup yang komplek agar terbentuk karakter bagi rakyat” tutup Riyono.