
Jakarta (25/04) — Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI menerima kunjungan edukatif dari rombongan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran (UNPAD), Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia, dan Northwestern University (NWU) Filipina, di Ruang Rapat Komisi XI DPR RI, Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Jumat (25/4).
Kunjungan ini merupakan bagian dari program studi mobilitas ASEAN yang bertujuan memperkenalkan sistem parlemen Indonesia, khususnya peran partai politik dalam proses legislasi dan diplomasi.
Rombongan mahasiswa dan dosen diterima langsung oleh Sekretaris Fraksi PKS DPR RI, Ledia Hanifa Amaliah, Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Sukamta, serta Ketua Bidang Aspirasi Fraksi PKS, Habib Idrus Salim Aljufri.
Dalam sambutannya, Ledia Hanifa mengapresiasi semangat para mahasiswa lintas negara untuk mempelajari sistem politik Indonesia. Ia juga memperkenalkan program unggulan Fraksi PKS, yaitu Hari Aspirasi, yang memungkinkan masyarakat bertemu langsung dengan wakil rakyat.
“Kami ingin membangun kedekatan dengan masyarakat melalui Hari Aspirasi. Setiap pekan, kami menerima berbagai kelompok, mulai dari pelajar hingga aktivis komunitas. Ini bagian dari semangat keterbukaan kami sebagai wakil rakyat,” tutur Ledia.
Sementara itu, Sukamta menyampaikan materi terkait peran strategis parlemen dalam diplomasi internasional. Ia menjelaskan bahwa sejak 2014, DPR RI memiliki mandat diplomasi yang disebut multi-track diplomacy, di mana parlemen turut aktif mendukung kepentingan Indonesia dalam isu-isu global seperti kelapa sawit dan Palestina.
“Keterlibatan parlemen dalam diplomasi menjadikan komunikasi antar negara lebih fleksibel dan efektif. Diplomasi antaranggota parlemen memungkinkan diskusi yang lebih cair dan personal dibandingkan diplomasi formal antar pemerintah,” ungkap Sukamta.
Habib Idrus Aljufri menambahkan bahwa peran pemuda dalam memperkuat regionalisme ASEAN sangat penting. Ia juga menyoroti penggunaan media sosial sebagai alat efektif dalam komunikasi politik modern.
“Generasi muda harus menjadi garda depan dalam memastikan ASEAN tetap menjadi kawasan damai dan sejahtera. Media sosial bisa menjadi jembatan gagasan, asalkan dikelola dengan cerdas dan bermakna,” ujar Idrus.
Selain sesi pemaparan, kegiatan ini juga diisi dengan dialog interaktif. Para mahasiswa mengajukan pertanyaan kritis terkait peran PKS dalam isu Palestina, media sosial dalam kampanye politik, hingga tantangan pendidikan nasional di tengah perubahan global.