
Bandung (24/04) — Ada yang berbeda dalam kegiatan Sosialisasi 4 Pilar MPR RI di Urbanview Newton Hotel, Senin lalu. Tak hanya menyanyikan lagu Indonesia Raya, para peserta sosput bersenam dengan penuh semangat di awal acara.
“Kali ini kita mengajak para pegiat senam dari Kota Bandung dan Kota Cimahi untuk menjadi peserta Sosialisasi 4 Pilar MPR RI, mengapa? Karena sebagai warga negara Indonesia, pegiat senam di masyarakat pun wajib dan berhak untuk tahu sekaligus memahami 4 Pilar MPR RI yang terdiri dari Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika,” Jelas Anggota MPR RI Ledia Hanifa Amaliah saat membuka materi.
Para pegiat senam ketika berinteraksi di masyarakat, tentu akan bertemu dengan banyak orang dari berbagai suku, bahasa, agama, latar belakang serta pemikiran yang berbeda. Kadang perbedaan-perbedaan ini dapat memicu ketidaknyamanan atau konflik bila dihadapi semata dengan mengacu pada perbedaan yang ada.
“Tapi kalau kita sudah memahami Pancasila sebagai dasar negara, maka persoalan apapun di masyarakat sebetulnya dapat digali jawabannya dari setiap butir sila yang terkandung di dalam Pancasila. Sebagai contoh dalam Sila Pertama; Ketuhanan Yang Maha Esa, ini selaras dengan ajaran agama. Karena di negara Indonesia mewajibkan seluruh warga negaranya untuk memeluk agama maka tidak ada ruang untuk membenturkan nilai agama dan dasar negara, karena hal tersebut justru tertuang dalam Pancasila.” Jelas Ledia
Kemudian sila Kedua; Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Ini bisa menjelaskan pertanyaan semisal kenapa Indonesia sering membantu Palestina? Karena hal ini adalah bagian dari amanat Pancasila untuk membantu menegakkan keadilan bagi seluruh manusia. Tidak perlu menjadi seorang muslim untuk membela Palestina, tetapi cukup menjadi manusia beradab untuk membela Palestina.
Saat menjelaskan sila ketiga, Persatuan Indonesia, Ledia mengingatkan bahwa kita adalah bangsa yang landasannya adalah mempersatukan, bukan memecah belah.
“Indonesia ini besar yang terdiri dari ratusan suku dan bahasa yang beragam, namun alhamdulillah Indonesia dengan landasan persatuan bisa terus bersatu dan saling menguatkan dalam bernegara dan berbangsa. Adanya perbedaan justru memperkaya dan menguatkan,” ujarnya.
Sementara ketika menjelaskan mengenai Sila Keempat; Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, Ledia yang juga merupakan Anggota DPR RI dari Fraksi PKS ini mengingatkan bahwa pemilu dan pilkada 2024 lalu adalah wujud nyata implementasi sila keempat berwujud pesta demokrasi.
“Yang terakhir, Sila Kelima; Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Ingat ya, adil itu bukan sama rata, sama rasa. Tetapi adil itu adalah menempatkan sesuatu sesuai tempatnya sesuai porsinya. Misalnya ketika seorang ibu memberi bekal kepada kakak dan adik, tentu secara nominal tidak bisa dipukul rata, karena kebutuhannya yang berbeda. Memahami ini saat berinteraksi di masyarakat tentu juga bisa membantu kita bagaimana bersikap adil dalam berbagai situasi.” tambah Ledia.
Selain menjelaskan beragam contoh implementasi nilai Pancasila, Sekretaris Fraksi PKS di DPR RI ini juga menyampaikan sekilas pilar lain dari sosput Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Jadi sebagai pegiat senam di masyarakat, tentunya kita bisa berkontribusi dalam menyebarluaskan 4 Pilar MPR RI ini ketika berinteraksi di masyarakat. Sehingga kegiatan senam tidak hanya bertujuan untuk membangun kesehatan, tetapi juga menjadi ajang persatuan dan saling menguatkan kepribadian kita sebagai warga negara Indonesia yang memahami nilai-nilai kebangsaan,” pungkas Ledia.