
Brebes (23/04) — Skala dampak bencana tanah bergerak di Desa Mendala, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, begitu memprihatinkan hingga menarik perhatian langsung dari Senayan.
Anggota Komisi VIII DPR RI, Abdul Fikri Faqih, didampingi Direktur Infrastruktur Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI Yufferyzal dan Plt Kepala Pelaksana BPBD Brebes Supriyadi, turun langsung meninjau lokasi terdampak pada Senin (21/04/2025).
Kunjungan legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini dilakukan di berbagai titik. Diantaranya menyisir titik-titik pergerakan tanah, mendatangi posko pengungsian di lapangan futsal Desa Mendala, serta meninjau langsung kondisi dapur umum dan posko kesehatan yang didirikan untuk melayani para penyintas.
Dari hasil peninjauan dan dialog di lokasi, Fikri mengaku sangat prihatin melihat musibah yang menimpa ratusan warga di empat pedukuhan Desa Mendala. Saat kunjungannya, data yang dihimpun menunjukkan 123 KK terdampak, 114 rumah rusak, dan 383 jiwa terpaksa mengungsi.
“Kondisinya tentu dinamis karena tanah masih bergerak,” ujar Fikri, menyampaikan data tersebut pada Rabu (23/4/2025) di Jakarta.
Sebagai wujud kepedulian nyata, Fikri bersama rombongan juga menyerahkan bantuan darurat dari BNPB untuk meringankan beban berat para korban.
“Kita menyerahkan bantuan 200 paket sembako, 50 hygiene kits, dan 200 matras,” jelasnya.
Fikri menegasakan distribusi bantuan vital ini diatur langsung oleh Kepala Desa dan Kepala Posko, memastikan kebutuhan konsumsi harian pengungsi tetap terpenuhi hingga saat ini.
Dalam kesempatan berinteraksi langsung di posko pengungsian, Fikri mendengarkan aspirasi dan keluhan warga serta petugas di lapangan, mulai dari tim kesehatan hingga relawan dapur umum. Ia mencatat beberapa kebutuhan mendesak yang perlu segera diatasi.
“Secara umum tak banyak kendala berarti. Hanya dapur umum masih agak telat [pasokan] tabung gas, yang rata-rata [butuh] 6 per hari, masih kurang 1 atau 2 tabung. Mudah-mudahan Ibu Bupati segera mengusahakannya,” papar Fikri.
Selain itu, tim kesehatan meminta tenda khusus untuk mengisolasi pengungsi yang sakit serius demi mencegah penularan. Menanggapi permintaan ini, Plt Kalaksa BPBD Brebes, Supriyadi, memastikan tenda yang dibutuhkan akan segera dikirim karena ketersediaannya.
Fokus penanganan bencana ini, menurut Fikri, harus mencakup langkah cepat dan akurat untuk jangka panjang.
Dia mendorong dilakukannya kajian mendalam dari Badan Geologi dan Dinas ESDM Provinsi guna menentukan secara pasti pusat pergerakan tanah dan sebaran area rawan. Kajian ini krusial sebagai dasar pengambilan kebijakan strategis, termasuk keputusan final mengenai relokasi warga.
Mengenai solusi hunian bagi para korban, Fikri menyebut komunikasi intensif antar pihak terkait sudah mulai terjalin, menyadari pentingnya sinergi kuat antara pemerintah desa, kabupaten, provinsi, hingga pusat. Pemerintah desa telah menyiapkan lahan alternatif untuk pembangunan hunian sementara (huntara).
“Ke depan kita akan kawal tindak lanjut Huntara di tanah bengkok desa dan kemudian Huntap yang perlu kajian Badan Geologi Nasional yang lebih komprehensif,” ujarnya.
Dia menginformasikan, tim survei lokasi relokasi bahkan dijadwalkan turun pada Rabu (23/4/2025), dua hari setelah kunjungannya.
Proses pembangunan hunian tetap (huntap), diakui Fikri, akan lebih kompleks, terutama terkait pendataan ulang dan status kepemilikan lahan warga yang terdampak.
“Proses ini memang cukup rumit, terutama bagi lahan bengkok (tanah kas desa). Namun, lahan milik masyarakat pribadi akan lebih mudah diproses dengan bantuan dan fasilitasi dari pemerintah provinsi,” jelas legislator dari daerah pemilihan (dapil) IX Jawa Tengah (Brebes, Kota Tegal dan Kabupaten Tegal) ini.
Meski prosesnya tidak mudah, Fikri optimis dan menargetkan agar dalam kurun waktu satu tahun ke depan, warga terdampak sudah dapat menempati hunian tetap yang aman dan layak. Ia mengaku terkesan dengan sikap ketabahan para korban bencana.
“Rumah mereka sebelumnya dalam kondisi sangat baik, namun kini rusak parah bahkan hancur akibat bencana. Meski dihadapkan pada kenyataan pahit ini, warga tetap menunjukkan sikap ikhlas yang luar biasa. Sikap mereka justru menjadi motivasi kuat bagi kami untuk terus berupaya maksimal memberikan bantuan dan solusi terbaik,” tutur Fikri.
Di akhir kunjungannya, Fikri berpesan agar para korban tetap menjaga kebersamaan, saling mendukung, dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam menghadapi situasi sulit ini.
“Saya sudah menyampaikan kebersamaan antara korban, saling guyub, serta pentingnya dekat dengan Allah SWT dan saling mendoakan,” pungkasnya.