
Jakarta (14/03) — Anggota Komisi XIII DPR RI dari Fraksi PKS, Meity Rahmatia mempertanyakan kembali upaya BPIP dalam transformasi nilai-nilai Pancasila pada anak-anak.
Hal tersebut disampaikan dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi, Selasa (11/03/2025) di Gedung Senayan, Jakarta.
Menurut Meity, program tersebut telah dicanangkan oleh BPIP pada periode sebelumnya.
“Kita pernah mendengar bahwa BPIP sedang menggalakkan kembali permainan tradisional di kalangan anak-anak yang bertujuan untuk merawat budaya dan karakter Indonesia yang bernilai Pancasila ini,” ungkap Meity.
Meity menambahkan, melalui permainan-permainan tradisional, anak-anak akan mempelajari ideologi Pancasila melalui aplikasi dalam permainan tradisional.
“Sepertinya ada beberapa buku permainan tradisional yang disusun kembali. Sejauh mana prosesnya dan masuk dalam skala prioritas kegiatan apa ?,” tanya Meity.
Legislator yang terpilih dari daerah Sulawesi Selatan tersebut menyebut data Komite Permainan Rakyat dan olahraga Tradisional Indonesia.
“Indonesia memiliki jumlah permainan tradisional sebanyak 2.600 jenis dan merupakan terbanyak di dunia,” jelasnya.
Jumlah permainan tersebut, ungkapnya, bisa menjadi media yang efektif dalam transformasi nilai-nilai Pancasila.
Perlu diketahui bahwa BPIP dibentuk pada tahun 2018 di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Lembaga bertujuan melakukan Pembinaan Ideologi Pancasila melalui program-program yang disusun secara terencana, sistematis, dan terpadu sehingga menjadi panduan bagi seluruh penyelenggara negara, komponen bangsa, dan warga negara Indonesia.
Namun pada perkembangannya, lembaga ini tak jarang mendapat kritik karena kebijakannya yang kontroversial. Misalnya keputusannya soal pelarangan hijab pada anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka di tahun 2024.