
Cibinong (21/02) — Anggota DPR RI daerah pemilihan (dapil) Kabupaten Bogor, Achmad Ru’yat mengatakan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) Presiden Prabowo tidak menghapus program beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP).
Hal ini diungkapnya usai acara sosialisasi MBG bersama Badan Gizi Nasional di Kecamatan Cibinong, Jum’at (21/02/2025).
“Dalam rapat dengar pendapat (rdp) terkait dengan efisiensi APBN di tahun 2025 ini, didapatkan efisiensi Rp306,7 triliun, kemudian dilakukan efisiensi kedua oleh Pak Prabowo dengan jajaran kabinetnya, didapatkan Rp250 triliun putaran kedua. Putaran ketiga dari dividen BUMN didapatkan Rp300 triliun, tetapi Pak Erick Thohir minta yang Rp100 triliun untuk kegiatan BUMN, modal kerja,” kata Ru’yat.
“Sehingga dari presentasi yang saya hadir di Hambalang pada Koalisi Indonesia Maju (KIM) kemarin, didapatkan Rp750 triliun dan didalam inpres nomor satu tahun 2025, instruksi Presiden bahwa efisiensi ini tidak menyentuh program Bansos yang sudah berjalan termasuk PIP, jadi kami kawal betul dan dari penjelasan kementerian Dikti, dijelaskan bahwa tidak ada pengaruhnya dengan PIP,” lanjut mantan Wakil Wali Kota Bogor ini.
Dirinya menambahkan Program makan bergizi gratis ini dilaksanakan secara bertahap dan di tahun 2025 ini dikejar terus supaya mencapai target.
“Kemudian di dalam Inpres nomor 1 tahun 2025, instruksi Presiden itu dijelaskan tentang efisiensi, bahwa efisiensi itu dikecualikan jadi tidak termasuk program Bansos, bantuan sosial dan kami membacanya bahwa PIP itu bantuan sosial maka dari tadi penjelasan juga disampaikan bahwa seharusnya untuk pendidikan karena kebutuhan dasar itu tidak dihilangkan tetapi yang sudah baik ini dipertahankan,” tandas Ru’yat.
Perwakilan Badan Gizi Nasional (BGN) Dr Ermia Sofiyessi STP,M.Agr selaku Sesdeputi bidang sistem Tata Kelola Pemenuhan Gizi berharap bahwa program MBG ini bisa tidak banyak menimbulkan banyak stigma dan issue di masyarakat.
“Paling tidak MBG itu lebih dikenal dan tidak menimbulkan pertanyaan macam-macam, bagaimana MBG itu sehingga nanti masyarakat bisa mendapatkan input yang bagus, input yang sebenarnya karena kita tahu di masyarakat sering ada yang namanya makelar (brooker) segala-gala itu jadi dengan adanya program sosialisasi ini, kita harapkan masyarakat tidak langsung tidak ketipu mana yang ingin berpartisipasi serta lebih terarah,” pungkas Dr. Yessi.