
Jakarta (22/02) — Anggota DPR RI Fraksi PKS Dapil Jabar IX (Subang, Majalengka, Sumedang), Ateng Sutisna, menyatakan dukungannya terhadap pengembangan Sumedang sebagai kawasan industri berbasis agro pertama di Indonesia.
Konsep yang dinamakan Sumedang Agro Industriapolis ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi pengembangan industri yang selaras dengan karakteristik wilayah yang berbasis pertanian.
“Saya mendukung penuh pengembangan Sumedang menjadi pusat industri berbasis agro. Selama ini, kita hanya mengenal kawasan industri yang berorientasi pada manufaktur seperti otomotif dan pabrik-pabrik besar, padahal sebagai negara agraris, kita seharusnya juga mengembangkan industri berbasis agro yang terintegrasi dengan pertanian,” ujar Ateng Sutisna.
Hingga saat ini, satu-satunya kawasan yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan industri berbasis agro adalah lahan PT Sang Hyang Seri (Persero) di Sukamandi, Subang, yang masih terbatas pada industrialisasi benih padi. Dengan posisi strategis dan karakteristik wilayahnya, Sumedang bersama Subang, Majalengka, dan Indramayu diyakini memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pengolahan produk pertanian yang lebih luas.
“Sumedang dan wilayah sekitarnya adalah daerah pertanian yang sangat potensial. Daripada kita terus fokus pada industri manufaktur, kita harus mulai beralih ke industri agro yang dapat memperkuat ketahanan pangan nasional dan pastinya meningkatkan kesejahteraan petani,” tambahnya.
Ateng juga menekankan bahwa selama ini kebijakan pembangunan kawasan industri lebih banyak diarahkan ke sektor non-agro, yang pada akhirnya tidak memberikan dampak maksimal bagi sektor pertanian.
“Sebagai negara agraris, kita seharusnya bisa berdikari dalam ketahanan dan kedaulatan pangan. Jangan sampai kita terus bergantung pada impor karena kurangnya industri agro yang terintegrasi dengan pertanian lokal,” tegasnya.
Pada kesempatan lain, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir berkesempatan bertemu dengan Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, Istana Presiden, Jakarta, Rabu (20/2).
Dalam pertemuan tersebut, Dony dipertemukan dengan investor asal Tiongkok, Dan Chen, Executive Chairman Wanxinda Group, yang sebelumnya telah berinvestasi di Kawasan Industri Terpadu Batang.
Dony mengungkapkan bahwa Wanxinda Group menunjukkan minat untuk berinvestasi di Kawasan Industri Sumedang Industrialpolis, yang meliputi wilayah Buahdua, Ujungjaya, Tomo, dan Jatigede.
Selain itu, Luhut Binsar Pandjaitan juga mengajak para investor yang sebelumnya berinvestasi di kawasan industri Subang untuk turut berinvestasi di Sumedang. Luhut menilai bahwa Sumedang memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pertumbuhan industri berbasis agro yang akan mendukung ketahanan pangan nasional.
“Sumedang bisa menjadi contoh bagaimana sebuah kawasan industri dapat tumbuh sejalan dengan potensi pertanian lokalnya,” ujarnya.
Jika rencana ini terealisasi, Sumedang Agro Industriapolis kelak akan menjadi kawasan industri agro pertama di Indonesia. Industri ini tidak hanya akan menciptakan lapangan kerja baru tetapi juga meningkatkan daya saing produk pertanian lokal di pasar global.
“Saya akan terus mendorong agar pemerintah pusat dan daerah berkolaborasi dalam mewujudkan ini. Kita harus berani mengambil langkah maju demi pertanian Indonesia yang lebih mandiri dan berdaya saing tinggi,” pungkas Ateng.