Logo Fraksi PKS

Website Resmi
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Fraksi PKS Kreatif, Atraktif, Substantif

Pelantikan Kepala ANRI, Ateng Sutisna Dorong Optimalisasi Pengelolaan dan Pengkoleksian Dokumentasi Lawas

 

Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Jakarta (22/01) — Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PKS, Ateng Sutisna menyambut baik pelantikan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) baru.

Mego Pinandito yang saat ini menjabat sebagai Kepala ANRI dilantik oleh Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Rini Widyantini pada Selasa (21/01) kemarin.

“Tentu kami menyambut baik pelantikan Kepala ANRI yang baru ini, semoga bisa membawa kemajuan bagi ranah pengarsipan kita,” ujar Ateng.

Ateng juga mendorong agar Kepala ANRI Mego Pinandito untuk bisa memperbaiki tata kelola pengarsipan arsip lawas, khususnya dokumentasi. Ateng menganggap saat ini masih banyak arsip–arsip berharga yang belum dikurasi dengan baik.

“Saya mendorong ANRI untuk ke depannya terus mengoptimalkan pengelolaan dan pengkoleksian arsip–arsip kita, terutama dokumentasi lawas pada masa awal pembentukan republik ini. Itu bagian dari sejarah yang harus kita rawat karena saat ini masih belum terkumpul seutuhnya.” tambah Ateng.

Anggota DPR dari Dapil Jabar IX tersebut mengambil contoh Indonesian Press Photo Service (IPPHOS) sebagai kantor berita foto independen pertama Indonesia yang sudah hilang eksistensinya. IPPHOS sendiri didirikan pada 2 Oktober 1946 oleh Alex dan Frans Mendur, Justus dan Frans Umbas, Alex Mamusung, dan Oscar Ganda. IPPHOS aktif bergerilya mendokumentasikan momen–momen penting bangsa ini pada masa awal kemerdekaan. Sayangnya, saat ini IPPHOS sendiri sudah hilang dan beberapa dokumentasinya masih belum dikelola oleh ANRI.

“Kita harapkan ANRI untuk bisa mengelola dokumentasi lawas, dari IPPHOS misalnya. IPPHOS sebagai kantor berita foto pertama tentu banyak berjasa untuk mendokumentasikan peristiwa penting bangsa ini. ANRI ke depannya mesti bisa mencari dokumentasi IPPHOS yang masih terpencar agar bisa dilestarikan supaya anak–cucu kita tidak lupa peristiwa sejarah,” pungkas Ateng.