Logo Fraksi PKS

Website Resmi
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Fraksi PKS Kreatif, Atraktif, Substantif

Aleg PKS : Pengembangan Kawasan Sentra Pertanian Indonesia Timur Harus Jadi Prioritas Strategi Nasional

 

Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Merauke (23/12) — Kunjungan reses Komisi IV DPR RI ke Merauke pada 7 Desember 2024 menjadi momen penting dalam memastikan keberhasilan program lumbung pangan nasional.

Dalam kunjungan yang dipimpin oleh Prof. Rokhmin Dahuri bersama 13 anggota Komisi IV DPR RI, langkah konkret diambil untuk mendukung visi Presiden RI, Prabowo Subianto, dalam mewujudkan kemandirian pangan Indonesia.

Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS, Saadiah Uluputty, menegaskan bahwa pengembangan kawasan sentra pertanian di Indonesia Timur, khususnya Papua Selatan, harus diprioritaskan sebagai strategi nasional.

“Papua Selatan memiliki potensi luar biasa dengan lahan subur dan iklim tropis yang mendukung pertanian sepanjang tahun. Ini peluang besar untuk menjadikan wilayah ini sebagai salah satu lumbung pangan nasional,” ujar Saadiah.

Salah satu agenda utama dalam kunjungan ini adalah meninjau progres program cetak sawah satu juta hektar, yang menjadi prioritas nasional. Desa Telaga Sari di Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, menjadi lokasi kunjungan, di mana rombongan menyaksikan langsung panen padi menggunakan alat modern.

“Kami sempat mencoba alat pemanen ini dan melihat bagaimana teknologi dapat meringankan pekerjaan petani,” kata Saadiah.

Kabupaten Merauke, dengan luas 46.791,63 km², memiliki kawasan strategis seperti Wanam, yang direncanakan menjadi pusat pengembangan sawah baru.

Wilayah ini memiliki topografi dataran rendah, curah hujan tinggi, serta akses sumber air alami dari sungai besar seperti Sungai Maro, yang sangat ideal untuk pertanian skala besar.

“Wanam adalah wujud visi besar untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Dengan melibatkan masyarakat lokal, swasta, dan pemerintah, kita menciptakan model pertanian yang inklusif dan berkelanjutan,” jelas Anggota DPR RI Dapil Maluku ini.

Proyek ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Jhonlin Group, yang telah membawa ribuan alat berat dan tenaga ahli untuk mengolah lahan di Papua.

Selain itu, proyek ini menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat lokal, meningkatkan keterampilan petani, dan memastikan konsultasi dengan masyarakat adat agar nilai-nilai lokal tetap terjaga.

“Keberhasilan proyek ini tidak hanya diukur dari luasnya sawah yang tercetak, tetapi juga dari dampaknya terhadap kehidupan sosial-ekonomi masyarakat Papua Selatan. Kita ingin melihat masyarakat lokal menjadi bagian dari transformasi ini,” ungkap Saadiah.

Sebagai bagian dari upaya strategis nasional, cetak sawah di Merauke bukan sekadar proyek agrikultur, melainkan langkah maju untuk mempersiapkan Indonesia menghadapi tantangan ketahanan pangan global.

“Kami berharap inisiatif ini dapat menjadi bukti nyata komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama di wilayah timur Indonesia,” pungkas Saadiah.

Dengan potensi alam yang luar biasa dan dukungan berbagai pihak, Papua Selatan berpeluang besar menjadi sentra pertanian unggulan yang menopang kemandirian pangan Indonesia.

“Semangat kebersamaan antara pemerintah, swasta, dan masyarakat diharapkan dapat membawa perubahan besar bagi kawasan timur Indonesia,” tutup Saadiah.