
Brebes (21/12) — Banjir bandang, longsor, dan bencana alam lainnya telah menjadi ancaman serius bagi masyarakat Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Angka korban, kerugian materi, dan kerusakan lingkungan akibat bencana terus ada dalam beberapa tahun terakhir.
Menanggapi situasi darurat ini, Anggota Komisi VIII DPR RI Abdul Fikri Faqih mendesak Pemerintah Pusat untuk segera mengambil tindakan konkret dalam mencegah bencana jangka panjang di Brebes.
“Saat bertemu dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Brebes di masa reses bulan Desember 2024 ini, saya menerima aspirasi bahwa penyebab bencana alam di Brebes diantaranya banjir yang disebabkan tanggul sungai jebol,” kata pria yang akrab disapa Fikri, dalam keterangannya, Sabtu (21/12).
Sementara, kewenangan pengelolaan Sungai adalah dari Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Tengah dan Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung.
“Selain itu, Longsor diakibatkan penggundulan hutan di hulu cukup parah, karena berdasarkan informasi, sedikitnya 154 hektar lahan hutan lindung di kaki gunung Slamet bagian barat di wilayah Brebes dan Tegal rusak akibat pembalakan dan aktivitas pertanian,” ungkap legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Sehingga, salah satu langkah paling efektif adalah melakukan reboisasi besar-besaran di kawasan hutan yang rusak.
“Berdasarkan data yang kami terima dari BPBD Brebes, kerusakan hutan di hulu menjadi salah satu penyebab utama terjadinya bencana alam di wilayah ini, selain itu sedikitnya 154 hektar hutan lindung di kaki Gunung Slamet bagian barat, misalnya, telah mengalami kerusakan parah akibat pembalakan liar dan alih fungsi lahan,” jelas peraih gelar doktor ilmu lingkungan hidup Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang ini.
Fikri juga meminta Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kehutanan, dan Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung untuk bersinergi.
“Juga Pemerintah Daerah di kawasan tersebut, yakni Brebes, Banyumas, Purbalingga, Pemalang dan Tegal membuat kesepahaman bersama agar menjadikan kawasan itu menjadi kawasan hutan lindung atau ada jalur kawasan hutan lindung,”paparnya.
Solusi Komprehensif
Selain reboisasi, Fikri juga menyoroti pentingnya upaya-upaya lain untuk mengurangi risiko bencana di Brebes.
Yang pertama adalah perbaikan Infrastruktur, yakni dengan memperkuat tanggul sungai, membangun sistem drainase yang memadai, dan melakukan normalisasi sungai.
Kemudian yang kedua adalah sistem Peringatan Dini, yakni mengembangkan sistem peringatan dini yang efektif untuk memberikan informasi kepada masyarakat sebelum bencana terjadi.
“Selanjutnya adalah edukasi masyarakat, yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan mengurangi risiko bencana,” pungkas legislator dari daerah pemilihan IX Jateng (Kota Tegal, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes) ini.