
Jakarta (05/11) — Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Fraksi PKS, Ahmad Heryawan, menyampaikan bahwa pada prinsipnya Komisi I DPR RI mendukung rencana bergabungnya Indonesia ke BRICS (Brazil, Rusia, India, China, South Africa).
Sebagaimana diketahui kelima negara anggota awal tersebut merupakan anggota G20, dengan PDB nominal gabungan sebesar US$28 triliun (sekitar 27% dari produk dunia bruto), total PDB (PPP) sekitar US$65 triliun (33% dari PDB PPP global), dan diperkirakan US$5,2 triliun dalam cadangan devisa gabungan (per 2024).
“Negara-negara tergabung dalam BRICS dianggap sebagai pesaing geopolitik terdepan bagi blok G7 terdiri dari negara-negara maju terkemuka, dengan menerapkan inisiatif-inisiatif bersaing seperti New Development Bank, BRICS Contingent Reserve Arrangement, BRICS Pay, BRICS Joint Statistical Publication, dan mata uang cadangan keranjang BRICS,” jelas Kang Aher ketika diwawancara awak media usai silaturrahmi dan ramah tamah antara Kemenlu dan pimpinan Komisi I DPR RI Rabu, (30/11/2024).
Lebih jauh menurut Anggota F-PKS DPR RI Periode 2024-2029 Dapil Jabar II ini bahwa pada prinsipnya Komisi I DPR RI mendukung rencana bergabungnya Indonesia ke BRICS dengan beberapa argumen.
“Pertama, BRICS ini perlu semakin mengokohkan Politik Luar Negeri Republik Indonesia Bebas-Aktif. Kedua, BRICS ini perlu memberikan dampak ekonomi guna menopang pertumbuhan ekonomi nasional 8%,” terang Aher.
Ketiga, imbuhnya, BRICS perlu memberikan kontribusi stabilitas keamanan kawasan dan perdamaian dunia (kutip prembule UUD 1945). Keempat, BRICS didorong untuk memberikan insentif terhadap Ekonomi-Pertahanan RI melalui kerja sama dalam pengembangan industri pertahanan nasional.
“Pada prinsipnya bergabungnya Indonesia ke dalam BRICS dapat semakin mengokohkan polugri Indonesa bebas aktif sebagaimana termaktub dalam pasal UUD NKRI 1945. Selain itu, bergabung dengan BRICS diharapkan dapat membawa dampak positif pertumbuhan ekonomi Indonesia (8 %),” ungkapnya.
“Memberikan kontribusi untuk stabilitas kawasan dan perdamaian dunia serta diharapkan memberikan insentif terhadap Ekonomi-Pertahanan RI dengan kerjasama dalam pengembangan industri pertahanan Indonesia,” ungkap Mantan Gubernur Jawa Barat dua periode ini.
Terakhir, Kang Aher menjelaskan bahwa harapan besar Indonesia dimana bergabung melalui BRICS, Indonesia diupayakan menjadi katalisator bagi negara2 yang concern terhadap terciptanya stabilitas kawasan untuk terus menyuarakan dan mendesak di forum PBB untuk gencatan senjata di Palestina dan menerima The State of Palestine sebagai anggota penuh PBB.
“Harapan besar kita dengan bergabung dalam BRICS, Indonesia dapat menjadi katalisator negara-negara lain khususnya negara tergabung dalam BRICS untuk menyerukan forum PBB dan negara-negara pemegang hak veto pendukung Israel agar mendesak genjatan senjata antar Israel dan Palestina serta menerima Palestina sebagai anggota penuh PBB,” demikian tutup Pelaksana Harian (Plh) Presiden DPP PKS ini mengakhiri wawancara.