Logo Fraksi PKS

Website Resmi
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Fraksi PKS Kreatif, Atraktif, Substantif

Anggota FPKS: Penghapusan Kredit Petani dan Nelayan Positif untuk Ungkit Ekonomi Kecil

 

Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Jakarta (25/10) — Rencana Prabowo untuk menghapus kredit macet di petani dan nelayan mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan. Sektor pertanian dan perikanan yang menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia di saat krisis dan pandemi layak untuk mendapatkan apresiasi.

“Saat pandemi, dimana semua sektor tumbuh minus dan hanya pertanian perikanan tumbuh positif. Kontribusi petani kecil dan nelayan besar dalam menjaga ekonomi nasional” papar Riyono Aleg Komisi 4 FPKS DPR RI.

Data yang diungkap oleh Hasyim adik Presiden bahwa ada 6 juta jiwa yang terbelit hutang atau kredit macet.
Jika melihat data OJK per Agustus 2024, penyaluran kredit perbankan ke sektor pertanian tercatat sebesar Rp 517,253 triliun per Agustus 2024, naik 6,9% yoy dibandingkan periode sebelumnya Rp 483,862 triliun. 

Dari jumlah tersebut, kredit yang jatuh menjadi macet atau non performing loan (NPL) mencapai Rp 10,755 triliun per Agustus 2024, naik 14,85% yoy dari tahun sebelumnya Rp 9,364 triliun.

Sementara kredit ke sektor perikanan tercatat sebesar Rp 20,492 triliun per Agustus 2024, menurun 0,29% yoy dibandingkan tahun lalu Rp 20,552 triliun. Dari jumlah tersebut yang jatuh menjadi NPL tercatat sebesar Rp 1,115 triliun, turun 2,10% yoy dari tahun lalu Rp 1,139 triliun.

Data diatas memberikan gambaran NPL sektor perikanan kisaran 5%, angka yang relatif kecil sebenarnya. Untuk pertanian hanya kisaran 2-3%’saja NPL.

“Data NPL yang saat ini saja hanya 5% untuk perikanan dan 2 – 3 % untuk pertanian, angka yang kecil jika dibandingkan sektor non pertanian dan perikanan”jelas Riyono.

Menurut Riyono yang juga ketua Aliansi Nelayan Indonesia penghapusan kredit macet nelayan dan petani setidaknya memiliki 4 dampak positif bagi sektor perikanan dan pertanian secara nasional.

Pertama, apresiasi dan hadiah bagi petani nelayan yang sudah menjadi penyedia pangan terbesar negeri ini. 90% karbohidrat dan protein disediakan oleh petani nelayan kecil.

Kedua, penghapusan akan memberikan spirit ekonomi nelayan petani untuk bisa berkembang dengan modal yang dimiliki untuk mengembangkan usahanya. Beban hutang pasti menjadi pemikiran petani nelayan sehingga berpengaruh kepada usahanya.

Ketiga, memberikan kesempatan petani muda dan nelayan untuk bisa mengakses kredit usaha mikro. Kredit baru berbasis usaha riil yang prospektif bagi perkembangan usaha mereka.

Keempat, kredit akan tumbuh positif disektor perikanan dan pertanian. Sejarah NPL untuk kredit petani nelayan di bank pemerintah relatif kecil.

“Kami mendukung kebijakan penghapusan kredit macet bagi nelayan petani kecil, agar mereka bisa bernafas lega serta perlahan tumbuh untuk kebangkitan ekonomi nasional kita” tutup Riyono.