
Tangerang (17/10) — Anggota DPR Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Habib Idrus Salim Al Jufri dan Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Tangerang Syamsuri, mengutuk keras praktik pelecehan seksual yang dilakukan pengelola Panti Asuhan Darussalam An Nur, Tangerang. Mereka mendorong penegakan hukum yang setimpal untuk pelaku.
“Perilaku pengelola panti ini benar-benar mencoreng citra lembaga panti asuhan dan juga Kota Tangerang yang kita kenal sebagai kota dengan nilai-nilai akhlaqul karimah. Ini tindakan yang sangat tidak beradab dan tidak bisa ditolerir,” tegas Habib Idrus saat mengunjungi korban pelecehan di Tangerang, Rabu (16/10/2024).
Kunjungan Habib Idrus ke dapilnya di Banten 3 Tangerang Raya ini, adalah bentuk empati kepada para korban yang kini ditampung di Rumah Perlindungan Sosial, Tangerang.
Habib Idrus menyampaikan rasa prihatin atas kejadian ini dan mengecam keras perilaku tidak manusiawi pengelola panti asuhan. Turut serta dalam kunjungan ini, anggota DPRD Kota Tangerang Yeni Kusumaningrum.
Senada dengan Habib Idrus, Syamsuri juga menyatakan penyesalannya atas tindakan yang diduga dilakukan pimpinan Panti Asuhan Darussalam An Nur, Abi Sudirman bersama dua pengurus lainnya.
“Kami tidak menyangka tindakan sekeji ini terjadi di lingkungan yang seharusnya melindungi dan membina anak-anak. Ini adalah penghianatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan agama,” ujar Syamsuri, yang juga Ketua Komisi 2 DPRD Kota Tangerang ini.
Evaluasi Tata Kelola Panti Asuhan
Habib Idrus dan Syamsuri mengajak seluruh pemangku kepentingan segera melakukan evaluasi terhadap tata kelola perizinan dan pengawasan panti asuhan di Kota Tangerang, agar kejadian serupa tidak terulang.
“Kejadian ini harus menjadi pelajaran bagi kita semua. Pemangku kepentingan, baik pemerintah, legislatif, maupun masyarakat, harus bekerja sama untuk memastikan, panti asuhan benar-benar menjadi tempat yang aman bagi anak-anak. Kita perlu mengevaluasi dan memperketat pengawasan serta tata kelola perizinan panti asuhan secara menyeluruh,” ungkap Habib Idrus.
Selain memberikan dukungan moral kepada korban, PKS juga berkomitmen untuk membangun sinergi dengan pemerintah dan berbagai pihak dalam upaya membantu pemulihan psikologis atau trauma healing bagi para korban.
“Kami di PKS berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan pemerintah, lembaga terkait, dan pemangku kepentingan lainnya dalam memastikan bahwa para korban mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan. Baik itu dukungan psikologis maupun jaminan keberlanjutan pendidikan mereka, karena mereka adalah aset bangsa yang masa depannya harus diselamatkan,” tambah Syamsuri.
Dia juga menekankan pentingnya penguatan mekanisme perlindungan di panti asuhan maupun pesantren, terutama dalam melindungi anak-anak dari segala bentuk kekerasan dan pelecehan.
Habib Idrus menyampaikan, lembaga-lembaga yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan harus benar-benar menjadi benteng moral, bukan tempat yang membahayakan anak-anak.
“Kami akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas dan memastikan bahwa keadilan ditegakkan. Selain itu, kita juga perlu merevisi kebijakan perlindungan anak di panti asuhan maupun lembaga pendidikan berbasis agama,” tegas Habib Idrus.
Latar Belakang Kasus
Kasus pelecehan di Panti Asuhan Darussalam An Nur, Kota Tangerang, diduga dilakukan pimpinan panti, Abi Sudirman, bersama dua pengurus lainnya. Mereka diduga merudapaksa puluhan anak laki-laki di panti tersebut.
Abi Sudirman sebelumnya dikenal sebagai sosok yang taat beribadah dan sering mengingatkan orang-orang di sekitarnya untuk menjalankan ibadah dengan disiplin.
Kasus ini telah memicu keprihatinan luas di masyarakat dan menuntut adanya perubahan sistemik dalam tata kelola panti asuhan serta mekanisme perlindungan anak di Indonesia.