
Jakarta (11/09) — Anggota Legislatif Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKS, Nevi Zuairina membeberkan beberapa catatan tantangan kepada mitra kerja Komisi VI, yakni Menteri Perdagangan, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Menteri BUMN dalam mengupayakan kestabilan ekonomi pasca Covid-19.
Salah satunya adalah mengenai dinamika perekonomian global yang membuat harga komoditas mengalami fluktuasi signifikan, sehingga pelambatan hubungan ekonomi dengan beberapa negara mitra dagang Indonesia juga terhambat.
Hal itu disampaikan Nevi pada Rapat Kerja Komisi VI dengan Menteri Perdagangan, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Menteri BUMN di Kompleks MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, pada Rabu (11/09).
“Hal itu menyebabkan penurunan permintaan ekspor dan tentu mengurangi kinerja ekspor Indonesia, terutama di sektor manufaktur dan agrikultur,” ujar Nevi.
“Nah ini perlu dipahami, bagaimana dampak ratifikasi undang-undang perdagangan, yang sudah berapa kali kita sahkan di DPR. Apakah ini dapat membantu Kemendag untuk membangun mitra dagang dan mengantisipasi pelambatan ekonomi global?” tambah Nevi.
Selain itu, Nevi juga menyoroti fenomena PHK massal yang telah terjadi. Hal ini juga mengakibatkan daya beli dan lapangan pekerjaan masyarakat merosot.
“Ini jadi tantangan buat kita semua, mitra-mitra kementerian di bidang perekonomian harus meningkatkan daya beli masyarakat, meningkatkan perekonomian di negara kita,” tuturnya.
Terakhir, Aleg dari Dapil Sumatera Barat II itu juga menyinggung masalah perihal banyaknya penipuan atau investasi ilegal berkedok koperasi. Bahkan, ditemukan pada tahun 2021 hingga 2022 ada 12 koperasi simpan pinjam ilegal dengan jumlah perputaran dana mencapai 500 triliun.
“Dengan anggaran yang tadi disampaikan bagaimana penyelesaian untuk menghadapi masalah koperasi yang begitu carut-marut, yang membohongi masyarakat,” tutup Nevi.