
Jakarta (16/08) — Anggota Legislatif Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS, Mustafa Kamal melihat bahwa Indonesia masih perlu mengevaluasi pencapaian reformasi pada kemerdekaan di tahun 2024 ini, terutama di bidang pendidikan.
Hal itu disampaikan Mustafa pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI-DPD RI Tahun 2024 dan Pidato Kenegaraan Presiden RI dalam rangka HUT ke-79 Kemerdekaan RI di Kompleks MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, pada Jumat (16/08).
“Kita menyaksikan bahwa merebak kembali korupsi, kolusi, nepotisme, khususnya di bidang pendidikan,” ujar Mustafa.
“Kita juga melihat bahwa pendidikan karakter bangsa masih harus dibenahi secara mendasar bagi guru sekolah, kurikulum, sampai menciptakan iklim pendidikan yg baik buat anak-anak kita,” lanjut Aleg dari Dapil Sumatera Selatan I itu.
Di sisi lain, Mustafa merasa persoalan pembiayaan pendidikan 20 persen belum sepenuhnya memiliki komitmen sebagaimana amanah dalam konstitusi.
“Bagaimana implementasi anggaran melalui dana BOS yg kita harapkan tidak ada penyimpangan, lalu kemudian bagaimana guru-guru dapat membuat objektif penilaian terhadap prestasi murid, jangan sampai ada penyalahgunaan juga disitu,” kata Mustafa.
Mustafa mengungkapkan, masalah akses pendidikan yang masih terbatas juga belum terselesaikan. Masih banyak daerah-daerah tertinggal di Indonesia yang belum mendapatkan sarana prasarana pendidikan yang memadai.
Karenanya, Mustafa berpesan kepada pemerintahan yang akan terbentuk nantinya dapat mengkonsolidasikan masalah pendidikan dengan DPR, MPR, maupun DPD.
“Tidak perlu khawatir, tidak perlu merasa berat untuk memulai kembali hal-hal yang mendasar untuk republik ini, kembali kepada jati diri bangsa Indonesia yang sebenarnya,” pungkas Mustafa.