Logo Fraksi PKS

Website Resmi
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Fraksi PKS Kreatif, Atraktif, Substantif

Wakil Ketua Komisi X FPKS Desak Pemerintah Ubah PPDB Sistem Zonasi

 

Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Jakarta (10/07) — Wakil Ketua komisi X DPR RI dari Fraksi PKS, Abdul Fikri Faqih menyayangkan masalah penerimaan peserta didik baru (PPDB) dengan sistem zonasi terus berulang setiap tahun.

“Kita terus jatuh di lubang yang sama berulang kali, diskusi (soal PPDB) tidak pernah berubah,” keluhnya saat Rapat dengar pendapat dengan jajaran eselon satu Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI, Selasa (09/07/2024).

Fikri menyatakan, alih-alih pemerintah menciptakan pemerataan Pendidikan yang lebih berkeadilan, malah menimbulkan sarang masalah setiap tahunnya.

Menurutnya, kenapa masyarakat berebut sekolah favorit karena dua alasan: (1) kualitas SDM (guru dan tenaga kependidikan) dan (2) Fasilitas dan sarana prasarana sekolah.

“Yang jadi masalah, kami belum melihat upaya pemerataan kualitas guru, misalnya guru terbaik disebar ke berbagai sekolah,” ungkapnya.

Selain itu, jumlah sekolah yang unggul secara sarana dan prasarananya juga terbatas, sehingga daya tampung muridnya juga sangat sedikit dibanding kebutuhannya.

“Dulu (2016) ada program unit sekolah baru, sekarang sudah tidak ada lagi di Kemendikbudristek, kapan bisa terkejar kuota daya tampung murid baru?”, tanyanya.

Dia melanjutkan, sejak 7 tahun terakhir pelaksanaan PPDB sistem zonasi selalu berakhir dengan banyak masalah yang terungkap di komisi X DPR, membuktikan adanya kegagalan sistem.

“Kalau ga efektif ya diubah (sistemnya), berarti kita tidak mampu untuk meniadakan sekolah favorit,” tegasnya.

Seperti diketahui sebelumnya, tujuan awal pemerintah mencetus PPDB berbasis zonasi adalah untuk meniadakan sekolah favorit atau istilah kasta dalam sistem Pendidikan, sehingga harapannya tercipta kualitas Pendidikan yang merata.

Fikri menegaskan bahwa tujuan tersebut tidak selalu bisa dipaksakan karena berarti selalu ada sekolah favorit, sebagaimana Kemendikbudristek meluncurkan SMK pusat keunggulan.

“Jangan-jangan malah SMK pusat keunggulan adalah sekolah favorit,” tutupnya.