Jakarta (03/07) — Pada hari Selasa, 2 Juli 2024, pukul 09.46.03 WIB, gempa tektonik mengguncang wilayah Laut Banda, Maluku Tengah, Maluku. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa gempa tersebut menimbulkan guncangan di beberapa daerah, termasuk Amahai, Maluku Tengah, serta Pulau-Pulau Babardan dan Dawelor Dawera di Maluku Barat Daya.

Berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), gempa ini memiliki skala intensitas III MMI, yang berarti getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa seperti truk berlalu.

Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai dampak kerusakan akibat gempa tersebut. BMKG juga memastikan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami berdasarkan hasil pemodelan mereka.

Menanggapi kejadian ini, salah satu anggota Komisi V DPR RI, Toriq Hidayat, memberikan masukan kepada BMKG. Dia menyarankan agar BMKG terus meningkatkan sistem peringatan dini dan edukasi kepada masyarakat mengenai mitigasi bencana gempa bumi.

“Sangat penting untuk BMKG memastikan bahwa informasi mengenai potensi gempa bumi dan langkah-langkah yang harus diambil oleh masyarakat dapat tersampaikan dengan jelas dan cepat,” pungkas Toriq.

Selain itu, Politisi PKS tersebut juga menekankan pentingnya kerjasama antara BMKG dengan pemerintah daerah dan lembaga terkait lainnya untuk melakukan pemantauan dan penanganan yang lebih efektif dalam menghadapi bencana alam seperti gempa bumi.

“Kolaborasi antar pemangku kebijakan sangat penting. Termasuk peningkatan infrastruktur bangunan yang tahan gempa di daerah-daerah rawan serta pelatihan dan simulasi evakuasi bagi warga,” tambah Toriq.

Fraksi PKS DPR RI berharap langkah-langkah konkret dapat segera diambil untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana, sehingga masyarakat di wilayah rawan gempa dapat lebih terlindungi dan siap menghadapi kemungkinan gempa bumi di masa depan.