Logo Fraksi PKS

Website Resmi
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Fraksi PKS Kreatif, Atraktif, Substantif

Aleg PKS Soroti Buku Panduan Program Sastra yang Masuk Kurikulum dan Mengandung Unsur Perusak Moral

 

Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Jakarta (30/05) — Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS Fahmy Alaydroes kembali mengkritisi dunia pendidikan dengan terbitnya
Buku Panduan Program Sastra yang Masuk Kurikulum guna mendukung Kurikulum Merdeka.

“Saya tidak habis mengerti, apa sesungguhnya yang sedang terjadi dengan jajaran kementerian pendidikan dan kebudayaan kita. Ternyata dalam Buku Panduan Program Sastra banyak sekali buku-buku yang sarat bermuatan kata-kata dan kalimat vulgar yang bermakna sadis, cabul, kekerasan seksual, pedofilia, dan juga LGBT,” ungkap praktisi pendidikan ini.

Buku-buku yang katanya bernilai sastra (picisan) ini, imbuhnya diloloskan oleh Kemendikbud sebagai bacaan sastra untuk guru dan anak-anak di seluruh sekolah di Indonesia.

“Kementerian yang dipimpin oleh Nadiem Makarim ini seringkali memicu kontroversi dan kegaduhan, dan bertentangan dengan nilai dan tujuan luhur pendidikan nasional,” ujar Anggota DPR RI dari Dapil Jawa Barat V ini.

Alih-alih hendak meninggalkan ‘legacy’, kata Fahmy, Pemerintahan Jokowi banyak meninggalkan catatan buruk, dan cenderung menentang nilai-nilai Pancasila dan konstitusi kita.

“Betapa tidak, kurikulum merdeka yang digaungkan ternyata menjadikan dunia pendidikan kita berpotensi liar. Alih-alih mau mendidik siswa siswi kita berprofil Pancasila, malah mendapat asupan bacaan yang tidak pantas dan merusak moral,” tandasnya.

Kemendikbud, tegas Fahmy, mesti segera menarik Buku Panduan tersebut, dan merevisinya.

“Harus membuang semua buku bacaan yang tidak layak. Masih banyak buku-buku bacaan sastra lain yang lebih beradab. Jangan sampai Kurikulum Merdeka menjadi Kurikulum Liar. Waspadalah !,” tegas Fahmy mengakhiri.