Oleh : H. Nevi Zuairina,
Anggota DPR RI Komisi VI, Dapil Sumatera Barat II
Ramadhan selalu datang dengan pelajaran dan hikmah yang mendalam, membawa kita kepada refleksi diri dan kesadaran spiritual yang lebih tinggi. Namun, Ramadhan tahun ini memiliki keistimewaan tersendiri, yang menyeru kita untuk melihat lebih jauh dari kehidupan spiritual pribadi kita.
Ramadhan, Ia datang sebagai pengingat akan realitas yang lebih luas dan lebih menyakitkan, yang dialami oleh saudara-saudara kita di Palestina. Realitas yang telah memaksa mereka untuk menjalani ‘puasa’ yang tidak hanya terbatas pada bulan Ramadhan, tetapi berlangsung sepanjang tahun, tanpa kepastian kapan akan berakhir.
Sudah terlalu lama rakyat Palestina hidup di bawah tekanan dan kepungan yang membuat mereka terisolasi dari kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan tempat berlindung. Situasi ini bukan hanya tentang konflik, tapi juga tentang kemanusiaan, tentang bagaimana kita sebagai sesama manusia merespon penderitaan yang dialami oleh orang lain.
Di bulan yang suci ini, kita diajak untuk lebih mendalami makna empati dan solidaritas. Ramadhan mengajarkan kita tentang pentingnya berbagi dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Melalui ibadah puasa, kita diajak untuk merenungkan dan merasakan langsung bagaimana rasanya lapar dan haus, sebuah pengalaman yang secara nyata dihadapi oleh rakyat Palestina setiap hari.
Kita tidak bisa, dan tidak boleh, menutup mata terhadap penderitaan yang mereka alami. Kita harus mengakui bahwa, sebagai bagian dari umat manusia, kita memiliki tanggung jawab moral untuk membantu mereka yang berada dalam kesulitan. Ramadhan ini seharusnya menjadi titik balik bagi kita semua untuk meningkatkan dukungan kita, baik secara moril maupun materil, kepada rakyat Palestina.
Dukungan moril bisa diwujudkan melalui advokasi dan penyebaran kesadaran tentang situasi yang dihadapi oleh Palestina. Kita dapat menggunakan platform yang kita miliki, dari media sosial hingga forum-forum internasional, untuk menyuarakan keadilan dan mendesak penghentian pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi. Di sisi lain, dukungan materil bisa berupa sumbangan finansial, makanan, obat-obatan, dan kebutuhan pokok lainnya yang sangat dibutuhkan oleh rakyat Palestina.
Ramadhan juga merupakan waktu yang tepat untuk merenungkan dan memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan. Dalam spirit kebersamaan inilah, solidaritas terhadap Palestina tidak hanya sebatas empati, tetapi juga tindakan nyata yang dapat membawa perubahan positif bagi mereka.
Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, memiliki posisi strategis dalam mendukung perjuangan Palestina. Sejarah telah menunjukkan bagaimana Indonesia secara konsisten memberikan dukungan politik dan moral kepada Palestina. Namun, di bulan Ramadhan ini, marilah kita tingkatkan dukungan tersebut menjadi lebih konkrit lagi melalui bantuan kemanusiaan dan diplomasi yang lebih aktif.
Kita harus ingat bahwa dukungan kita kepada Palestina bukan hanya tentang konflik, melainkan tentang memperjuangkan keadilan, kemanusiaan, dan martabat manusia. Ini adalah kesempatan bagi kita untuk menunjukkan kepada dunia bahwa umat Islam, dan umat manusia pada umumnya, bersatu dalam solidaritas dan empati terhadap mereka yang menderita.
Sebagai penutup, marilah kita jadikan Ramadhan tahun ini sebagai momentum untuk menguatkan tekad kita dalam mendukung rakyat Palestina. Melalui doa, ibadah, dan aksi konkret, kita dapat membantu meringankan beban yang mereka pikul. Mari kita berdoa agar Ramadhan ini membawa kedamaian dan keadilan bagi Palestina, dan menginspirasi kita semua untuk terus berjuang demi kemanusiaan.
Dalam kebersamaan dan solidaritas, terdapat kekuatan yang mampu mengubah dunia. Marilah kita manfaatkan bulan suci ini untuk bersatu, tidak hanya dalam doa dan ibadah, tetapi juga dalam aksi nyata yang membawa perubahan positif bagi saudara-saudara kita di Palestina.
Semoga Ramadhan ini menjadi titik balik bagi perjuangan mereka, dan menjadi saksi atas solidaritas dan empati kita sebagai umat manusia.