
Tasikmalaya (16/01) — Anggota Komisi V DPR RI, Toriq Hidayat, mempertanyakan kinerja KAI (Kereta Api Indonesia) dan Direktorat Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Pasalnya kecelakaan kembali terjadi, KA Pandalungan relasi Gambir-Surabaya-Jember mengalami anjlok di Desa Tanggulangin, Sidoarjo pada Minggu (14/01/2024) pukul 07.57 WIB.
“Masih segar diingatan kita kecelakaan kereta fatal di Cicalengka, sekarang lagi-lagi ada musibah di wilayah yang menjadi tanggungjawab Kemenhub, khususnya KAI. Ada apa dengan kedua lembaga ini? Tahun yang baru idealnya memperlihatkan kinerja yang bagus. Ini malah sebaliknya,” ujar Toriq miris.
Menurut Politisi PKS bila dibandingkan keamanan dan kenyamanan kereta cepat Whoosh, infrastruktur kereta api konvensional seolah mulai tidak diperhatikan. Padahal dampak proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KJCB) membuat Indonesia berutang untuk jangka panjang. Yang diperkirakan plus bunga Rp226,9 miliar per bulan.
“Sebelum seluruh masyarakat sadar bahwa Pemerintah tengah membangun ketimpangan yang besar di bidang moda transportasi publik sebaiknya segera perbaiki kondisi yang ada. Gunakan prinsip keadilan. Membesarkan yang kecil tanpa mengecilkan yang besar,” pungkas Toriq.
Berkali-kali kami mengusulkan agar Kemenhub membentuk lembaga independen yang bertugas untuk melakukan pemeliharaan prasarana perkeretaapian dengan harapan prasarana perkeretaapian dapat selalu terawat dengan baik. Tidak seperti saat ini yang masih menjadi tanggungjawab PT. KAI.
“Agar Fokus, sebaiknya Dana Infrastructure Maintenance and Operation (IMO) jangan dikelola oleh KAI. Mengingat beban berat yang dipikulnya untuk membayar hutang yang sangat besar ke China dalam waktu lama. Cukup Kemenhub sendiri atau badan independen baru yang mengaturnya,” tutup Toriq.