
Jakarta (05/01) — Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PKS, Suryadi Jaya Purnama merespon cepat peristiwa kecelakaan kereta api yang terjadi di jalur petak Stasiun Cicalengka-Haurpugur, Kabupaten Bandung, pagi hari ini pukul 06.53 WIB, Jum’at (05/01).
Wakil Sekretaris Fraksi PKS DPR RI ini menyampaikan duka cita sekaligus keprihatinannya pada peristiwa kecelakaan yang melibatkan dua kereta yaitu KA Turangga dengan KA lokal Bandung Raya.
“Fraksi PKS menyatakan turut berduka cita atas kejadian kecelakaan kereta api ini yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa,” ungkap pria yang akrab disapa SJP ini.
Fraksi PKS, kata SJP, mengingatkan kepada Pemerintah khususnya Kemenhub, bahwa peristiwa ini adalah kecelakaan besar kedua dalam kurun waktu kurang dari 6 bulan, setelah beberapa bulan lalu terjadi kecelakaan antara Kereta Api Argo Semeru dan Kereta Api Argo Wilis di Yogyakarta.
“FPKS juga memberikan peringatan keras kepada Pemerintah agar jangan terlalu jumawa dengan beroperasinya kereta cepat Whoosh, sebab beroperasinya kereta cepat Whoosh bukan tanda suksesnya Pemerintah di sektor perkeretaapian, karena masih ada utang jumbo yang harus dibayar,” tegas Anggota DPR RI dari Dapil NTB 1 ini.
Dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi V DPR pada Rabu (1/2/2023), Dirjen Perkeretaapian Kemenhub menyatakan bahwa rasio kejadian kecelakaan kereta api menurun untuk per 1 juta kilometer perjalanan, yaitu pada tahun 2022 sebesar 0,18 persen, sedangkan sebelumnya tahun 2021 sebesar 0,23 persen.
“FPKS berharap agar tahun 2023 dan 2024 ini rasio kejadian kecelakaan kereta api semakin menurun, dan kejadian kecelakaan kereta api pada awal tahun 2024 ini jangan sampai terjadi lagi,” tutur SJP.
Sementara itu, imbuhnya, di sisi lain kereta konvensional juga masih perlu perhatian dan anggaran karena mayoritas pengguna kereta api masih menggunakan kereta api konvensional.
Atas kejadian ini, lanjut SJP, FPKS meminta agar pihak terkait segera mengusut tuntas penyebab terjadinya kecelakaan ini dan melaporkan secara transparan kepada masyarakat.
“Selain itu FPKS meminta agar Pemerintah dan PT.KAI meningkatkan kembali layanan kereta api dan menerapkan zero accident di sektor perkeretapian,” tegasnya.
FPKS juga, imbuh Suryadi menyoroti hasil investigasi KNKT untuk moda Perkeretaapian pada tahun 2023, yaitu baru menyelesaikan 3 laporan awal, 1 laporan akhir, dan 1 draft laporan akhir (menunggu safety action stakeholders).
“Selama tahun 2023, rekomendasi keselamatan dari KNKT yang telah ditindaklanjuti oleh pihak penerima rekomendasi sebanyak 87% dengan status close, sehingga rekomendasi keselamatan yang belum ditindaklanjuti sebesar 13% dengan status open,” terangnya.
FPKS, kata SJP, juga meminta hasil investigasi kasus kecelakaan KA Argo Semeru pada bulan Oktober 2023 lalu segera diselesaikan mengingat Kepolisian sudah terlebih dulu menyatakan penyebabnya adalah masalah bantalan rel akibat erosi atau terkait sarana prasarana perkeretaapian.
“Jika memang hasil investigasi KNKT menunjukkan penyebab yang terkait sarana prasarana juga, maka FPKS meminta Kemenhub dan PT. KAI lebih serius lagi menangani hal tersebut, terutama terkait anggarannya pada tahun 2024 ini,” pungkasnya.
Kecelakaan di Cicalengka ini, papar Suryadi, terjadi pada jalur tunggal (single track) yang belum tersentuh pembangunan jalur ganda (double track) KA lintas Kiaracondong–Cicalengka Tahap I Segmen Gedebage–Haurpugur.
“Oleh karena itu, FPKS meminta pada tahun 2024 ini, jalur ganda tersebut dapat diselesaikan, yaitu pada Tahap II Segmen Kiaracondong-Gedebage dan Segmen Haurpugur-Cicalengka,” tegas Suryadi mengakhiri.