
Jakarta (24/10) — Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia tahun 2014 – 2019, Abdurrahman Muhammad Fachir menilai bahwa santri memiliki keunggulan yang penting untuk diplomat. Keunggulan tersebut antara lain keikhlasan, silaturahmi dalam keberagaman, toleransi (tasamuh), dan memiliki keunggulan kontributif.
“Keikhlasan adalah hal yang sangat penting bagi seorang diplomat, Seorang diplomat harus siap bekerja keras dan berkorban untuk kepentingan negara, tanpa pamrih.” Disampaikan oleh Fachir dalam seminar Refleksi Hari Santri 2023 dan Launching Lomba Baca Kitab Kuning FPKS DPR RI di Jakarta (24/10)
Fachir juga mengatakan bahwa silaturahmi dalam keberagaman adalah hal yang penting bagi seorang diplomat. “Diplomat harus mampu berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang, hal ini dapat dilatih sejak dini di pesantren, di mana santri dibiasakan untuk hidup bersama dengan orang-orang dari berbagai daerah.” ulasnya.
Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia ini juga menilai bahwa seorang diplomat harus memiliki toleransi yang tinggi terhadap perbedaan.
“Hal ini dapat dilatih di pesantren, di mana santri diajarkan untuk menghargai perbedaan agama, budaya, dan suku bangsa.” ujarnya.
Terakhir, Fachir mengatakan bahwa santri memiliki keunggulan kontributif yang penting bagi seorang diplomat. Dilatih dan diajarkan pesantren bahwa santri harus selalu berkontribusi untuk kebaikan.
“Apapun yang kita lakukan harus memberikan kebaikan dan kemanfaatan. Dalam dunia diplomatik ada istilah mutually beneficial corporations yakni kerjasama yang saling menguntungkan. Kita harus menjadi masyarakat internasional yang berinteraksi dengan baik dan memiliki kapasitas berkontribusi. Namun di saat yang sama tetap lugas dan tegas dalam prinsip.” pungkas Fachri.
Sebagai informasi, Fachir lulusan Pondok Modern Darussalam Gontor. Pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Mesir dan Arab Saudi. Peraih Bintang Jasa Utama dan Setyalencana Wira Karya.