
Sumbawa (09/07) — Anggota DPR yang juga Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PKS, Hidayat Nur Wahid, menghadiri undangan acara Pembukaan Tahun Pendidikan 2023/2024 dan Pelantikan Santri Baru Pesantren Modern Internasional (PMI) Dea Malela, di Auditorium Sang Surya, Kompleks Ponpes PMI Dea Malela, Kecamatan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Selain itu pada Sabtu paginya, sebelum kembali ke Jakarta, HNW bersama Zulkifli Hasan dan Dien Syamsuddin, Pendiri dan Pimpinan PMI (Pesantren Modern Internasional) Dea Malela, menjadi inspektur upacara pembukaan kegiatan Pandu HW (Hizbul Wathan) yang diselenggarakan dalam 3 bahasa yakni Bahasa Arab, Inggris dan Indonesia.
Acara Pengukuhan Santri/santriwati baru yang digelar Jumat malam (7/7/2023) ini selain dihadiri Din Syamsuddin, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, juga Perwakilan Menko PMK RI Didik Suhardi, Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta Sofyan Anif, Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta Ma’mun Murod, Forkopimda Sumbawa, ratusan santri dan santriwati serta para wali murid.
Dalam kesempatan tersebut, Pimpinan MPR dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini didaulat melantik santri dan santriwati baru, untuk menjadi keluarga besar PMI Dea Malela.
Usai melantik, kepada para santri baru dan santri baru yang akan menempuh kegiatan belajar di PMI (Pesantren Modern Internasional) Dea Malela, HNW menyampaikan beberapa hal penting untuk dijadikan pegangan para santri agar sukses dalam menempuh pendidikan di pesantren.
Pertama, HNW yang juga Ketua Badan Wakaf Pondok Modern Gontor Ponorogo itu mengatakan bahwa para santri harus menyadari bahwa mereka sangat beruntung bisa diterima menempuh pendidikan di PMI Dea Malela.
“Tempat kalian belajar ini adalah lembaga pendidikan yang memiliki latar dan spirit sejarah perjuangan dan sukses yang luarbiasa. Namun demikian, juga sangat mengikuti perkembangan jaman dan mempersiapkan jurus2 agar kemajuan zaman tidak merusak peradaban apalagi terhadap Umat, melainkan agar perubahan zaman bisa terus diarahkan yang justru bermanfaat dan berkontribusi untuk kemajuan Umat dan kemaslahatan peradaban manusia secara global. PMI Dea Malela menjawab tantangan dan perkembangan jaman. Di era globalisasi yang ditemui para Santri dari generasi milenial maupun Z ini, sistem belajar mengajar di Pesantren Dea Malela juga sangat modern dan mengantisipasi agar bisa menyiapkan kader Ulama dan Pemikir Islam yang mengatasi tantangan dan peluang zaman,” paparnya.
Hal tersebut, lanjut HNW, sesuai dengan prinsip ‘Tajdid’ atau pembaharuan. Prinsip itu, merujuk kepada hadist Nabi Besar Muhammad SAW tentang akan dihadirkannya oleh Allah SWT setiap seratus tahun pribadi, organisasi atau komunitas yang bisa menghadirkan pembaharuan.
“Seratus Tahun yang lalu, sekitar tahun 1920-an itulah tahun dimana banyak anak-anak Indonesia belajar jauh hingga ke luar negeri, diantaranya ada Hasyim Asy’ari, Ahmad Dahlan, Mas Mansyur, Abdul Kahar Mudzakkir, mereka berangkat ke Mekkah atau Kairo untuk belajar, menimba ilmu agama, dan menguatkan jaringan. Ada juga yang berangkat ke Belanda spt Mohammad Hatta, AA Maramis, Ahmad Subarjo,” jelas HNW.
Mereka ini, kata HNW, 100 tahun yang lalu belajar di luar negeri, lalu pulang ke tanah air, dan menjadi bagian sangat penting dari Tokoh-tokoh Bangsa yang pada tahun 1945 menghadirkan kemerdekaan Indonesia. Dimana sekarang kita menikmati berkah hadirnya Indonesia Merdeka, bersama-sama.
“Anak-anak, kalian sekarang berada di era menuju Indonesia Emas tahun 2045 sejak Indonesia merdeka tahun 1945. Maka wujudkanlah hukum sejarah, yang menegaskan bahwa sejarah adalah pengulangan. Mulai lah dengan menanam tekat kuat dan visi hebat dalam belajar dan menuntut ilmu. Kuasai semua ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan di PIM. kembangkan wawasan dan perluas pergaulan apalagi Santri di sini bukan hanya datang dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari berbagai negara.
Juga penting sekali pertebal nilai dan ilmu agama karena ia menjadi bingkai dan spirit sukses juga. Sehingga ketika tahun 2045 tiba, kalian diharapkan akan mengulang kesuksesan pendahulu kalian, yang mampu membawa perubahan besar Indonesia merdeka. Untuk tahun 2045, agar kalian bisa menjadi kontributor utama membawa umat, bangsa dan negara sukses mewujudkan cita-cita Indonesia Merdeka, menjadi negara yang maju selevel dengan negara-negara maju lainnya,” terangnya.
Namun, diungkapkan HNW, untuk mencapai kesuksesan seperti itu, memang tidak mudah dan tidak instan. Yang dibutuhkan adalah hadirnya Niat yang kuat, kerja dan upaya keras nan cerdas secara berkelanjutan, juga dibarengi dengan selalu bermunajat mendekatkan diri kepada Allah juga dengan selalu menjalankan perintah Allah SWT dan Sunnah Rasulullah dan ajaran para Kiyai, Pendidik dan Guru-guru lainnya.
“Maka saya titip pesan, jangan sia-siakan kesempatan kalian menempuh pendidikan di pesantren modern internasional ini. Selalulah berjuang, belajar yang giat, patuhi orang tua, para guru dan para kyai. Maksimalkan waktu,’potensi dan kesempatan. Jangan dimubadzirkan. Dengan begitu, kalian akan membentuk diri kalian menjadi manusia yang optimis, kreatif dan unggul, yang mampu menjawab dan mengatasi semua tantangan dan hambatan yang ada. Menyiapkan diri anda masing-masing untuk dapat berkontribusi dan berkolaborasi hadirkan generasi yang oleh Alquran disebut sebagai ‘khaira ummah’ (Umat terbaik), untuk dapat membangun negeri menjadi ‘baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur’, dengan misi kehidupan yang ‘rahmatan lil aalamiin’,” pungkasnya.