
Tasikmalaya (07/03) — Anggota Komisi V DPR RI asal Fraksi PKS, Toriq Hidayat, mendorong pengerjaan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) supaya siap sebelum Hari Raya Idul Fitri 2023.
Peristiwa longsor di seksi 5B, ungkap Toriq, diharapkan tidak menghambat penyelesaian proyek ini sesuai target.
Baca juga: Aleg PKS Sesalkan Sikap Keras Pemerintah Resmikan Tol Seksi II Semarang-Demak
“Perbaikan konstruksi paska longsor kemarin dengan mengubah ruas tersebut menjadi jembatan adalah upaya preventif. Melihat kegiatan mudik lebaran semakin dekat, harapannya Tol Cisumdawu bisa selesai saat ramadhan. Karena dampak kehadiran jalur berbayar ini akan memangkas waktu dan jarak tempuh warga bandung dan sekitarnya yang menuju kearah pantai utara,” ujar Toriq Hidayat.
Selama ini, imbuhnya, masyarakat Priangan yang ingin menuju Cirebon, ada 2 rute alternatif tambahnya. Yakni non tol melalui kawasan Tanjung Sari, Sumedang, Majalengka kemudian Cirebon dengan jarak tempuh 145 km. Atau menggunakan Tol Purbaleunyi disambung Tol Cipali dengan total jarak tempuh 204 km. Dengan adanya Tol Cisumdawu, jarak dipersingkat hanya sejauh 60 km.
“Namun demikian saya juga minta Kementerian PUPR mengantisipasi kemungkinan buruk pembangunan infrastruktur tol ini. imbas negatifnya jelas tetap ada. Bagaimanapun juga setiap proses pembangunan ada dampaknya. Salah satunya banjir. Jelang awal tahun 2022 bencana banjir menerjang Jatinangor, Kabupaten Sumedang dan Cileunyi,” tandas Toriq.
Dia menyebutkan sebagaimana yang disampaikan oleh warga setempat bahwa banjir yang menerjang Jatinangor dan Cileunyi khususnya Desa Cileunyi Wetan, yang berbatasan dengan Desa Cibeusi dan Desa Cipacing, Kecamatan Jatinangor akibat imbas proyek Tol Cisumdawu. Luapan sungai Citatah dan Sungai Cibeusi bercampur lumpur tanah dari proyek merusak rumah dan lahan warga.
Baca juga: Aleg PKS Minta PUPR Segera Mobilisasi Alat Berat dan SDM ke Lokasi Gempa Cianjur
“Karenanya pihak pengelola jalan Tol Cisumdawu harus memperhatikan secara sungguh-sungguh terkait infrastruktur pembuangan air atau drainase yang berasal dari kawasan pembangunan tol. Jangan sampai kejadian yang lalu kembali terulang dan merugikan masyarakat yang disekitar jalur tersebut,” tutup Toriq.