
Jakarta (31/01) — Dua pekan terakhir ini telah dan masih akan dilaksanakan evaluasi pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2022 antara Komisi V DPR RI dengan para mitra kerja, salah satunya Kementerian PUPR.
Tentu saja di dalamnya menghadirkan Menteri PUPR pada saat Rapat Kerja (Raker), dan menghadirkan para pejabat eselon satu pada saat Rapat Dengar Pendapat (RDP).
Memperhatikan pemaparan mitra kerja, khususnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Direktur Jenderal Bina Marga, ada beberapa sorotan terkait capaian atau realisasi pelaksanaan anggaran bidang jalan tahun 2022 terhadap target yang dicanangkan.
Anggota Komisi V DPR RI, Sigit Sosiantomo menyimpulkan bahwa target yang dicanangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 bidang jalan tak akan bisa diwujudkan.
“Merujuk materi paparan yang telah disampaikan oleh Pak Dijen Bina Marga, realisasi pelaksanaan anggaran bidang jalan tahun 2022 dibandingkan dengan target yang ingin dicapai hingga akhir masa pemerintahan tahun 2024 sudah jauh panggang dari api,” katanya.
Beberapa indikasi mendasari kesimpulan dari legislator Fraksi PKS tersebut. Indikator pertama adalah panjang jalan tol baru yang terbangun dan atau beroperasi. Pada dokumen RPJMN disebutkan target tahun 2024 yaitu 2.500 kilometer jalan tol baru yang terbangun dan atau beroperasi. Sementara status hingga akhir tahun 2022 capaian kumulatif panjangnya baru 532 kilometer.
“Realisasi kumulatif hingga tahun 2022 hanya 532 kilometer, padahal target kumulatifnya 947 kilometer atau realisasi 56 persen. Realisasi kumulatif hingga tahun 2022 dibandingkan target kumulatif hingga 2024 baru 21 persen, padahal waktu tersisa kurang dari dua tahun. Hampir mustahil target 2024 bakal tercapai,” jelas Sigit.
Indikator kedua, imbuhnya, adalah panjang jalan nasional baru yang terbangun pada tahun 2020-2024 yaitu 3.000 kilometer.
“Capaian kumulatif hingga akhir tahun 2022 panjang jalan nasional baru yang terbangun 1.444 kilometer, sementara target kumulatifnya di tahun yang sama panjang jalan nasional baru yang terbangun sebesar 1.745 kilometer,” ujarnya.
Berarti, lanjutnya, realisasi kumulatif terhadap target kumulatif tahun 2022 besarnya 83 persen, dan realisasi kumulatif hingga tahun 2022 terhadap target RPJMN baru tercapai 48 persen.
“Indikator ketiga adalah persentase kondisi mantap jalan nasional sebesar 97% pada tahun 2024,” jelasnya.
Capaian kumulatif hingga akhir tahun 2022, kata Sigit, kondisi mantap jalan nasional besarnya 92,18 persen. Di sisi lain target kumulatifnya di tahun yang sama kondisi mantap jalan nasional sebesar 95 persen.
“Ini kan maknanya target kumulatif kondisi mantap jalan tahun 2022 tidak tercapai. Dan saat ini berangkat dari kondisi mantap jalan yang hanya 92,18 persen, ingin mencapai kondisi mantap jalan 97 persen pada tahun 2024, ya tak mungkin lagi kalau lihat alokasi anggaran bidang jalan. Dari tiga indikator saja saya simpulkan target RPJMN bidang jalan sudah jauh panggang dari api.” Pungkasnya.