Logo Fraksi PKS

Website Resmi
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Fraksi PKS Kreatif, Atraktif, Substantif

Catatan Dr. Salim : Peran dan Tanggung Jawab Umat Islam dalam Menjaga Keindonesiaan

 

Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Islam adalah faktor penting dan utama (determinant factor) bagi ke-Indonesia-an. Sejarah pergerakan kemerdekaan dan pembentukan Indonesia sebagai negara bangsa tidak bisa dilepaskan dari peran Islam dan umat Islam. Hal ini membawa dampak tanggung jawab yang besar bagi umat Islam Indonesia, karena sebagian besar permasalahan bangsa ada andil besar umat Islam, sekaligus berdampak besar bagi umat Islam. Pada saat yang sama, solusi atas permasalahan tersebut juga seharusnya ada andil dan kontribusi yang besar dari umat Islam.

Tanpa mengecilkan peran komponen bangsa lainnya, Indonesia merdeka adalah berkah perjuangan ulama dan santri pejuang. Sejarah mencatat dengan tinta emas peran luar biasa Hadratus Syekh KH. Hasyim Asyari, KH. Ahmad Dahlan, Haji Agus Salim, Bung Tomo, Jenderal Soedirman, Laskar-Laskar Santri (Hisbulloh, Sabilillah, dll.), KH. Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimedjo, Muhammad Natsir dll.

Baca juga: DR. SALIM TERIMA GELAR ADAT DARI KESULTANAN KADRIAH KALIMANTAN BARAT

Pembentukan dasar dan konstitusi negara tidak lepas dan terpisah dari kontribusi dan pergulatan pemikiran Islam dan tokoh-tokohnya yang menerima NKRI dengan dasar negara Pancasila dan konstitusi negara UUD NRI Tahun 1945. Dua ormas Islam terbesar di Indonesia, NU menyebut Negara Pancasila sebagai Darussalam.” Sementara Muhammadiyah menyebut Negara Pancasila sebagai “Darul Ahdi wa Syahadah”.

Indonesia bukan negara agama, tapi Indonesia jelas negara beragama karena sila pertama Pancasila adalah “Ketuhanan Yang Maha Esa”, yang kemudian ditegaskan kembali pada Pasal 29: Ayat (1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Ayat (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Islam adalah realitas keindonesia Indonesia menjadi negara muslim terbesar sekaligus negara demokrasi muslim terbesar di dunia. Hal ini tidak lepas dari wajah dan karakter ajaran Islam yang washatiyah (moderat). Dengan realitas tersebut, maju dan mundurnya Indonesia, kebaikan dan permasalahan bangsa Indonesia dipengaruhi dan dikontribusikan oleh umat Islam. Bagaimana umat Islam memposisikan diri dan mengambil peran kebangsaan yang tepat.

Baca juga: Peringati Maulid, Dr Salim: Kita Kuatkan Cinta Allah, Cinta Nabi

Pertama, umat Islam harus menjadi perekat persatuan. Indonesia adalah negara yang majemuk dalam seluruh aspeknya. Inilah kebesaran bangsa kita yang harus dijaga persatuannya.

Kedua, umat Islam harus menjadi penjaga identitas dan karakter bangsa. Indonesia memiliki karakter khas yaitu Pancasila yang harus kita jaga bersama. Cara paling tepat untuk menjaganya adalah dengan mengamalkan sila-silanya secara konsekuen dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ketiga, umat Islam harus menjadi motor penggerak kemajuan. Umat Islam harus menjadi solusi di tengah tantangan kebangsaan untuk memperbaiki praktek demokrasi, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, mengatasi permasalahan kemiskinan, pemerataan pembangunan, masalah moralitas, etika, korupsi, termasuk masalah radikalisme-terorisme di satu sisi dan liberalisasi/sekularisasi di sisi yang lain.

Baca juga: Catatan Dr. Salim : Memajukan Budaya Bangsa

Menjadi muslim yang baik dan istiqomah berarti juga menjadi warga negara yang baik. Tidak ada pertentangan antara Islam dan ke-Indonesia-an. Jika ada pengakuan beragama Islam tapi membawa kemudhoratan bagi bangsa, termasuk menebar kebencian dan permusuhan, kerusakan dan kehancuran, menebar terror dan ancaman, maka itu bukan Islam. Demikian sebaliknya, pengakuan Islam seraya menginjak-injak dan merendahkan ajarannya, juga bukan Islam. Itu semua bukan karakter wasathiyah Islam yang mengokohkan ke-Indonesia-an sebagaimana diajarkan oleh Rosululloh SAW