Logo Fraksi PKS

Website Resmi
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Fraksi PKS Kreatif, Atraktif, Substantif

Rofik Hananto Bagikan Ratusan Paket Konkit Gratis ke Petani Sasaran di Purbalingga

 

Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Purbalingga (28/11) — Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS Rofik Hananto membagikan 605 paket Konverter Kit (Konkit) Pompa Air Bahan Bakar Gas (BBG) kepada petani di Purbalingga, Jumat (25/11/2022).

Penyerahan simbolis dilakukan di UPTD Perbenihan Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga. Bantuan konversi BBM ke BBG untuk mesin pompa air bagi petani ini merupakan program kemitraan Kementerian ESDM RI dengan Komisi VII DPR RI.

“Ini program konversi energi dari BBM ke gas yang ramah lingkungan, lebih efisien, lebih murah untuk para petani. Setiap petani mendapatkan satu paket. Ada konverter kit, tabung gas, selang, bahkan oli,” ujar politisi PKS tersebut.

Rofik menambahkan untuk Dapil Jawa Tengah 7 mendapatkan 1.500 paket konkit, dimana Purbalingga sendiri tahun ini mendapatkan 605 paket.

Total, Rofik telah membagikan 945 paket dalam 3 tahun pendistribusian di kabupaten ini.

“Tujuan program ini adalah agar petani lebih efisien…kemudian sangat bermanfaat untuk daerah pertanian (dimana) tadah hujan sering kekurangan air (sehingga) mengeluarkan biaya tinggi sekarang diberikan alat bantu konkit ini,” ujar anggota DPR RI Dapil Jateng VII tersebut.

Sebagai bentuk perhatian Rofik, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga memiliki topografi wilayah yang kurang memadai untuk pengaliran air alami atau irigasi, sehingga kecamatan ini menerima bantuan konkit paling banyak.

Berbicara tentang manfaat konversinya, Rofik mengatakan bahwa petani dapat menghemat lebih dari 50% dari pengeluaran yang biasa dilakukan untuk pompa air bahan BBM.

“Efisiensinya mencapai 20:80. Biasanya kalau pakai BBM menghabiskan Rp 80 ribu, pakai gas melon 3 kg ini hanya habis Rp 20 ribu. Jadi efisien sekali,” ujar legislator asal Dapil Jawa Tengah 7 itu.

Petani Purbalingga tampak senang dengan bantuan ini, dimana mereka berinisiatif membuat spanduk ucapan terima kasih dan menyambut kedatangan Rofik saat tiba di lokasi.

Salah satu petani dari Desa Kedung Menjangan yang diwawancarai, Nanang, mengatakan bahwa walaupun daerah di lahan garapannya termasuk tidak kurang air, hanya saja letak lahan dengan jalur irigasi yang tidak mendukung, posisinya lebih tinggi dibandingkan aliran irigasi.

“Mesin pompa air sangat dibutuhkan, selama ini seringnya sewa,” tuturnya.

Selain itu, Tarso dari Desa Toyareka mengungkapkan rasa senangnya bisa memiliki alat pompa air sendiri.

Sebab, selama ini dalam menggarap sawahnya kerap mengambil air sendiri dari sungai.

“Kalau pakai mesin yang bahan bakar bensin, itu biasanya bisa sampai Rp 100 ribu, karena harga bensin sudah mahal.”

“Paling tidak dalam sekali penyedotan, bisa menghabiskan bahan bakar sampai 10 liter. Sementara jika menggunakan gas melon, satu tabung setara dengan 10 liter BBM,” ujarnya.