
Jakarta (09/11) — Anggota DPR RI Komisi IV dari Fraksi PKS, Andi Akmal Pasluddin memperhatikan berbagai penyakit yang terus tumbuh dan berkembang diakibatkan daya tahan tubuh manusia yang rentan sehingga tidak sanggup menghadapi perubahan cuaca dan situasi lingkungan yang berubah.
Andi meminta agar pemerintah mengarahkan rakyatnya untuk kembali melakukan pola makan yang mampu mengembalikan kekuatan tubuh manusia menghadapi penyakit secara alami.
Akmal meyakini, bahwa berbagai penyakit, sumber terbesarnya adalah dari pangan yang di konsumsi.
Andi mencontohkan ketika terjadi pergeseran selera makan penduduk Indonesia yang mengkonsumsi beras yang tadinya ditumbuk kemudian beralih menjadi digiling sehingga beras tampak indah karena berwarna putih bersih, namun dampak yang terjadi ada berbagai kandungan zat yang sangat dibutuhkan tubuh manusia hilang seperti protein, vitamin B, mineral dan lebih dari 100 jenis bioaktif hilang.
“Kandungan zat yang sangat dibutuhkan manusia tapi hilang ketika proses menjadi beras ini ada di rice bran atau bekatul. Posisi rice bran berada di antara kulit luar dan beras (endosperm) yang biasa kita makan. zaman kita mengkonsumsi beras tumbuk yang masih berwarna kecoklatan, rice bran/bekatul nya masih menyatu dengan beras. Namun kini pola makan telah berubah karena beras yang dimakan rakyat Indonesia hampir tidak ada yang ditumbuk,” tutur Akmal.
Politisi PKS ini mengatakan, hadir budaya ‘modern’ yang membangun preferensi beras putih bersih kita kehilangan kandungan rice bran tsb pada beras yang kita makan. Dampaknya terhadap kesehatan sangat besar mengingat nilai nutrisi yang dibuang demi kesehatan tersebut hilang.
“Saya akan meminta kepada kementerian pertanian, agar di masa yang akan datang, teknologi pasca panen pada beras mesti ada alternatif menggiling beras tanpa menghilangkan bekatulnya. Ini tantangan besar karena beras yang masih tertempel bekatul umumnya tidak tahan lama atau mudah menjadi bau apek. Untuk saat ini, mesti ada sosialisasi yang masif, bahwa kebutuhan pangan kita sangat kurang secara kualitas terhadap beras, sehingga ada kesadaran ada alternatif pangan tambahan yang dapat dikonsumsi manusia yakni rice bran atau bekatul,” kata Akmal.
Dengan berbagai potensi manfaat bekatul bagi kesehatan manusia, Akmal juga meminta pemerintah agar bekatul ini dapat menjadi program resmi pemerintah agar masyarakat dapat mudah mengkonsumsi dengan ketersediaan yang mudah di akses. Campur tangan pemerintah dalam sosialisasi bekatul untuk kesehatan manusia, juga sekaligus dapat meningkatkan pendapatan petani karena ada produk yang selama ini terbuang dapat bernilai ekonomi tinggi”, tutup Andi Akmal Pasluddin.