Samarinda (13/10) — Sebagai Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PKS, Aus Hidayat Nur bersama mitra Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih Pemilu di Hotel Horison. Kegiatan ini menghadirkan warga Buton yang ada di Samarinda.
“Alhamdulillah kami warga Buton mendapatkan kesempatan mengikuti sosialisasi ini. Sehingga kami bisa mendapatkan penjelasan semua hal terkait Pemilu langsung dari wakil kami di DPR RI selaku yang membuat Undang-Undang,” ungkap Ismail Latisi selaku tokoh masyarakat Buton di Samarinda.
Aus Hidayat Nur menjelaskan bahwa sosialisasi ini memang diperuntukkan kepada masyarakat dengan beragam lapisan.
“Sehingga informasi tentang Pemilu bisa merata ke semua masyarakat, tidak hanya di kalangan akademisi dan politisi,” jelasnya.
Hadir juga sebagai narasumber Yusfitriadi dari NGO ITB Vinus, yang menyampaikan beragam perspektif masyarakat terhadap Pemilu.
“Ada banyak perspektif terhadap Pemilu, tapi kita akhirnya harus berkesimpulan bahwa Pemilu itu penting. Sebab kalau tidak ada Pemilu, maka tidak tidak bisa menjalankan kehidupan berbangsa kita. Karena kehidupan berbangsa memerlukan aturan-aturan, dan aturan-aturan itu dilahirkan dari DPR, sementara Anggota DPR lahir dari Pemilu. Jadi begitulah pentingnya Pemilu,” paparnya.
Senada dengan Yusfitriadi, Aus Hidayat Nur berharap masyarakat Kalimantan Timur dapat menggunakan hak politik dan hak pilihnya secara aktif.
“Jangan sampai Golput, dan jangan juga saat Pilkada ada calon Kotak Kosong, karena itu tidak sehat bagi demokrasi kita. Setiap warga yang punya hak pilih hendaknya menggunakan hak pilihnya, agar kehadirannya sebagai warga negara menjadi berarti,” pesan Anggota DPR RI Dapil Kalimantan Timur tersebut.
Kegiatan yang dilaksanakan dari pukul 13.00 hingga 16.00 WITA tersebut berlangsung dengan penuh kehangatan. Peserta yang hadir tampak antusias menyimak dan bertanya. Berlaku sebagai moderator Dr. Yogo Pamungkas, dosen Universitas Trisakti Jakarta.
“Pemilu menjadi perhatian kita semua karena menyangkut kehidupan kita lima tahun. Kalau Pemilu-nya baik makan akan melahirkan pemimpin yang baik. Sebaliknya bila Pemilu-nya bermasalah, maka akan melahirkan pemimpin yang banyak masalah,” simpulnya sebelum menutup acara.