Logo Fraksi PKS

Website Resmi
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Fraksi PKS Kreatif, Atraktif, Substantif

Bimteknas Perempuan PKS, BKKBN: Kesiapan adalah Awal Ketahanan Keluarga

 

Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Jakarta (24/06) — Bimteknas Perempuan PKS telah memasuki hari ketiga. Penyuluh KB Ahli Utama BKKBN, Dwi Listyawardani, berkesempatan menjadi narasumber pada Jumat (24/06), pagi ini. Tema yang disampaikan adalah terkait ‘Konsep Pembinaan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga.

“Program BKKBN selalu mendapat dukungan yang luar biasa dari legislatif, khususnya Komisi IX DPR RI. Namun, sampai saat ini BKKBN Kabupaten/Kota dan Provinsi masih kurang dilirik oleh pemerintahan daerah, sehingga selalu lari ke pemerintahan pusat”, ungkap Dwi.

Sebuah keluarga harus bisa mengatasi permasalahan dan hambatan. Harus ada pengembangan potensi bagi seluruh anggota keluarga. Ketahanan keluarga yang baik merupakan modal dasar untuk mewujudkan ketahanan nasional. Maka dari itu, ketika ada ancaman melanda, maka kita akan senantiasa kuat menghadapinya.

“Kesiapan keluarga adalah titik awal keluarga yang berketahanan. Berkeluarga adalah hal yang sangat perlu dipersiapkan. Dimensi keluarga itu luas dan harus balance. Jangan sampai fokus pada satu hal saja, misal cuma ke reproduksi tapi melupakan kesiapan. Angka perceraian semakin hari kian meningkat mencapai angka 500 ribu per tahun. Pasangan kini begitu mudahnya mengucap kata berpisah. Tentu anak-anak menjadi korban”, katanya.

“Pembangunan SDM harus dari hulu (istilahnya dari pabriknya). Kita, anak-anak kita, remaja kita harus mempersiapkan masa depan yang baik. Mulai dari mempersiapkan Pasangan Usia Subur (PUS) yang benar-benar siap berkeluarga. Beri edukasi dan pengetahuan”, sambungnya.

Dwi mengingatkan agar anak-anak dihindarkan dari perilaku seksual yang berisiko. Perbaiki ‘pabrik’ SDM kita. Saat ini, masih banyak ditemukan kualitas pengantin di Indonesia masih cukup buruk. Perhatikanlah sepuluh dimensi kesiapan keluarga, kesiapan usia salah satunya.

“Kedewasaan kadangkala ditandai dari segi reproduksi saja, padahal ini adalah kekeliruan, sebab konsep dewasa itu komprehensif“, ucapnya.

Sebagai upaya untuk memfasilitasi persiapan membentuk keluarga, maka BKKBN mencetuskan Aplikasi Siap Nikah. Setiap calon pengantin bisa menilai dirinya sendiri. Jika nilainya di atas 85, maka sudah siap menikah. Terdapat program unggulan lainnya sebagai upaya membentuk ketahanan keluarga, meliputi riset Indeks Pembangunan Keluarga melalui iBangga, Kampung Keluarga Berkualitas, DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting), dan Bapak Asuh Anak Stunting.

Berbicara ketahanan keluarga tidak terlepas dari permasalahan kesehatan anak, salah satunya stunting. Angka stunting masih tinggi di Indonesia hingga menembus angka 24,4% atau seperempat dari balita di seluruh Indonesia mengalami stunting.

“Dampak stunting bukan hanya masalah fisik, namun juga terganggu perkembangan kecerdasan. Anak-anak stunting sel-sel otaknya jauh lebih jarang. Maka dari itu, mari kita siapkan keluarga berkualitas dalam mewujudkan generasi cerdas dan sehat”, pungkasnya.