
Jakarta (04/04) — Gubernur Lemhanas, Andi Widjajanto, memberikan materi terkait perspektif geopolitik dalam upaya meneguhkan integrasi nasional pada acara Mimbar Demokrasi dan Kebangsaan Seri ke-7 edisi spesial peringatan mosi integral M. Natsir 3 April 1950 dengan tema “Spirit Transformasi dan Kolaborasi Dalam Menjaga Integrasi Nasional”, Senin siang (04/04).
Andi memulai paparannya dengan terlebih dahulu membahas evolusi panjang integrasi nasional dari tahun 1945 sampai saat ini, termasuk menyinggung soal Mosi Integrasi Natsir.
Baca Juga : Peringati Mosi Integral Natsir, HNW: Kembalikan Cita-Cita NKRI Sesuai Amanat Konstitusi
“Ketika Sidang BPUPKI, misalnya, Soepomo menawarkan gagasan negara integralistik. Seiring waktu, Natsir pun menawarkan mosi integral di tahun 1950, yang oleh Bung Hatta yang disebut sebagai proklamasi kedua. Mosi ini mengkritik bentuk negara serikat, negara federal, hingga akhirnya terbentuklah kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia”, jelas Andi.
Lebih lanjut, dalam situasi kontemporer, integrasi nasional harus dikaitkan dengan konteks politik dan ekonomi global.
“Yang harus kita antisipasi ke depan, pada dasarnya ialah soal pemahaman geopolitik. Tentunya, kita Indonesia, tidak memiliki pemahaman geopolitik yang sifatnya penguasaan dunia seperti negara super power, pemahaman geopolitik kita berdasarkan negara kepulauan dan wawasan nusantara yang sifatnya bukan ekspansionis global untuk menguasai titik-titik di luar kedaulatan teritorial kita”, ucap Andi.
Andi melanjutkan, dalam perspektif geopolitik, Indonesia memiliki posisi strategis di antara dua samudra dan dua benua. Namun, hal ini jika tidak dimanfaatkan dengan baik, imbuh Andi, justru akan menjelma menjadi kerawanan strategis.
“Terutama ketika Indonesia tidak memiliki kemampuan melakukan proyeksi kekuatan melindungi letak geografi yang berada diantara pertarungan-pertarungan kekuatan besar di Asia Timur, Asia Pasifik, sampai kepada Samudra Hindia”, terang Andi melanjutkan.
Baca Juga : HNW Ingatkan Mahasiswa Persatuan Islam Agar Teladani M. Natsir Jaga NKRI
Oleh sebab itu, jelas Andi, Lemhanas saat ini sedang mengembangkan kepemimpinan strategis berbasis kepada Ketahanan Nasional.
“Pertama, mengembangkan kepemimpinan berdasarkan ketahanan nasional. Ini mengandalkan berlangsungnya lima pilar. Pilar tata kelola, manajemen resiko, manajemen krisis, pemulihan cepat, dan berkelanjutan. Kelima pilar tersebut memiliki komponen struktural antara lain, regulasi, kerangka institusi, gelar operasional, alokasi sumber daya, dan adopsi teknologi” sambung Andi.
Terakhir, Andi mengungkapkan bahwa integrasi Indonesia akan dapat diwujudkan apabila Indonesia memiliki kemampuan sosial dan pertahanan yang kuat.
“TNI diharapkan mampu melakukan proyeksi kekuatan sebagai kekuatan militer di Asia Timur. Proyeksi pertahanan 2045 ini akan lebih lengkap jika seluruh rakyat Indonesia bersama-sama berkomitmen untuk membangun visi bersama Indonesia 2045”, tegas Andi.