Logo Fraksi PKS

Website Resmi
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Fraksi PKS Kreatif, Atraktif, Substantif

Siti Zuhro Apresiasi Fraksi PKS Inovatif dalam Kegiatan Lomba Pidato Biografi Tokoh Nasional

 

Facebook Twitter WhatsApp Telegram

 

Jakarta (09/11) — Ahli Peneliti Utama BRIN, Prof. Dr. Siti Zuhro mengapresiasi Fraksi PKS sebagai Lead inovatif dan kreatif atas Launching Lomba Pidato Biografi Tokoh Bangsa Tingkat Nasional 2021 yang diselenggarakan setiap tahunnya oleh Fraksi PKS DPR RI pada Selasa (9/11/2021).

Acara ini digelar secara virtual dan dalam rangka memperingati Milad Fraksi PKS DPR RI ke-17.

“Saya mengucapkan selamat atas Launching Lomba Pidato Biografi Tokoh Bangsa yang menurut Saya PKS DPR RI sangat luar biasa, kreatif, inovatif, dan progresif”, ujar Ahli Peneliti Utama BRIN.

Terdapat tiga ancaman terbesar dalam kedaulatan NKRI, yaitu terkait masalah kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan ekonomi. Dimana jatuhnya rezim Orde Lama dan Orde Baru, khususnya karena faktor ekonomi.

“Tidak hanya Covid-19 yang memberikan dampak dahsyat terhadap sosial ekonomi, politik, budaya, dan hukum. Tetapi pelaksanaan otonomi daerah pilkada juga menyebabkan dampak dahsyat, yaitu kemiskinan dan pengangguran dimana daerah-daerah belum mampu muncul sebagai klaster ekonomi baru”, pungkas Siti dalam acara Launching Lomba Pidato Biografi Tokoh Bangsa Tingkat Nasional 2021.

Salah satu contoh ancaman NKRI lainnya adalah saat Covid-19 melanda saat ini, terdapat segelintir orang kaya yang memiliki mental bak “pengemis”. Memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan di saat kondisi sulit, karena memiliki hasrat semakin kaya semakin merasa tak cukup.

“Oleh karena itu kita harus fokus untuk mencari cara bagaimana mencerdaskan rakyat. Bagaimana membuat masyarakat itu nantinya menjadi pemilih yang cerdas dan pemilih yang kritis dalam Pemilu dan Pilkada”, ujar Siti.

Mengenai ironi demokrasi, Ahli Peneliti Utama BRIN itu menambahkan bahwa sila pertama Pancasila hanya menghasilkan kesolehan pribadi dan jauh dari kesolehan sosial, ‘change from within’ akan sulit terjadi.

“Karena kita tidak mampu mewujudkan kesalehan pribadi, sehingga kita menjauhi dari kesolehan sosial dan hal tersebut dikarenakan empati kita terhadap kesulitan yang lain”, tegas Siti.